Ekonomi

Menyiapkan Tenaga Kerja di Masa Industri 4.0, Ini Kata Yanuar Nugroho

Senin, 25 Maret 2019 - 15:48 | 115.90k
Deputi II Kantor Staf Kepresidenan (KSP) RI Yanuar Nugroho (FOTO: Kantor KSP)
Deputi II Kantor Staf Kepresidenan (KSP) RI Yanuar Nugroho (FOTO: Kantor KSP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Deputi II Kantor Staf Kepresidenan (KSP) RI, Yanuar Nugroho menyatakan, saat ini pemerintah tidak hanya menyiapkan infrastruktur dalam menyambut industri 4.0. Pemerintah telah menyusun  dan merancang strategi menghadapi era ini. 

"Tahun 2030, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi 10 negara terbesar dan menyerap 10 juta tenaga kerja dan lapangan kerja," kata Yanuar dalam diskusi publik bertajuk “Tantangan Universitas Menyikapi Generasi 4.0” di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Senin (25/3/2019). 

Target ini, kata Yanuar, merupakan bentuk optimisme dalam mengahadapi  perubahan industri yang terjadi. Beberapa lapangan pekerjaan baru akan muncul dalam industri ini.

“Yang dibutuhkan ke depan bukan berlomba kecepatan teknologi, melainkan kecepatan dan keterampilan diri untuk menjadi pemenang. Ubah potensi jadi aksi,” ujar Yanuar.

Pemerintah, kata Yanuar, telah menyiapkan infrastruktur Indonesia secara optimal. Bersamaan dengan kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia juga akan dioptimalkan dengan fasilitas yang diberikan pemerintah.  

“Yang paling penting adalah mengubah pola pikir manusia Indonesia. Pemerintah butuh seribu lebih anak muda untuk bisa melahirkan seribu start up,” tambah Yanuar.

Diskusi yang dihadiri 300 peserta dari berbagai departemen di Sekolah Vokasi UGM juga menampilkan pembicara Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto S.T.

Menurut Wikan, pada era Industri 4.0, akan terjadi otomasi besar-besaran dimana antarkomputer bisa saling berkomunikasi melalui cloud server. Namun peran manusia masih sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan dan menjadi perancang sistemnya.

 “Mahasiswa dituntut berpikir kritis dan multidisiplin. Mereka harus berlomba mengasah kemampuan, seperti kemampuan bahasa Inggris, teknik informatika, dan skil berkomunikasi,” kata Wikan.

Wikan mengingatkan, dalam menghadapi era industri baru, lawan kompetensi bukan hanya orang. Robot atau teknologi selain bisa menjadi kawan, juga bisa menjadi lawan nantinya.

“Pemahaman dan pelatihan industri 4.0 yang diberikan Universitas kepada mahasiswa penting dilakukan,” kata Wikan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES