Tak Hanya Afrika, di Bondowoso Ternyata Juga Ada Produksi Jimbe
TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Siapa sangka, di salah satu desa di Bondowoso, tepatnya Desa Rejo Agung Kecamatan Sumber Wringin, mempunyai produksi alat musik Jimbe. Hal ini menunjukkan, bahwa tak hanya Afrika dan kota-kota besar yang punya produksi alat musik perkusi ini.
Nama Djembe diambil dari pohon Djem yang banyak ditemukan di Mali, Afrika. Pohon Djem adalah merupakan bahan dasar untuk membuat Djembe, setelah pohon ditebang batang pohon tersebut dibentuk menyerupai piala, lantas dilubangi, dan diukir sedemikian rupa.
"Kabarnya sih, penghasil Jimbe di Bondowoso cuma satu, di sini saja," ujar Nur Hadi, salah satu manajer Bumdes Desa Rejo Agung, yang bergerak di bidang produksi alat musik Jimbe.
Nur menjelaskan, pembuatan Jimbe membutuhkan keahlian khusus. Bahkan, melubangi kayunya harus benar-benar teliti. Salah sedikit, bisa tidak keluar suara.
Selain itu, bahan utama berupa kerangka yang digunkan menggunakan kayu mahoni dan kulit sapi.
“Kayunya pun tidak dipotong-sambung. Melainkan diukir dan dilubangi bagian tengahnya. Kalau tidak bahan mahoni, tidak akan kuat," jelas Nur Hadi.
Nur menambahkan, Bumdes Rejo Agung tidak hanya menghasilkan Jimbe semata. Mereka juga memproduksi aneka furniture seperti meja, kursi dan rak yang juga terbuat dari bahan kayu.
"Di Bondowoso tidak ada tukang yang bisa. Kami menggunakan empat tenaga tukang dari Ponorogo. Cuma karena mereka sedang mudik semua, jadi produksi Jimbe terhenti sementara," tembahnya.
Hasil Produksi Jimbe di Desa Rejo Agung, Kecamatan Sumber Wringin, Bondowoso ini, mereka jual ke pengepul. Salah satu tujuan utamanya adalah Bali yang dikenal dengan pariwisatanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Bondowoso |