Peristiwa Daerah

Sehari Merasakan Hujan Abu Vulkanik Gunung Bromo di Sumber, Probolinggo 

Minggu, 24 Maret 2019 - 17:44 | 66.72k
Dua warga Desa Wonokerso berjalan di tengah guyuran hujan abu vulkanik Gunung Bromo (FOTO: Iqbal/TIMES Indonesia)
Dua warga Desa Wonokerso berjalan di tengah guyuran hujan abu vulkanik Gunung Bromo (FOTO: Iqbal/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Desa Wonokerso di Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, adalah salah satu desa yang diguyur hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Bromo. Hingga Minggu (24/3/2019), desa ini sudah lima hari diselimuti abu vulkanik.

Bila ditarik lurus, desa yang konon merupakan desa tertinggi di Probolinggo ini, berjarak sekitar 10 kilometer ke arah timur Gunung Bromo.

Hujan-Abu-Vulkanik-Bromo-2.jpg

Selain Desa Wonokerso yang 'terparah', ada Desa Sumberanom, Desa Ledokombo dan Pandansari di Kecamatan Sumber, yang juga hujan abu sejak lima hari terakhir. Sebagian Desa Tukul, belakangan juga dilaporkan hujan abu. Tapi tipis. 

Sabtu (23/3/2019) pagi, TIMES Indonesia berkunjung ke Wonokerso, mengendarai motor. Memasuki Pandansari, mulai terlihat orang pakai masker. Sejumlah pengguna jalan juga pakai masker. Bahkan ada yang pakai mantel.

Bukan untuk melindungi dari hujan. Pagi itu, kawasan Sumber tak hujan. Mereka mengenakan mantel untuk melindungi dari dari guyuran abu vulkanik. 

Hujan-Abu-Vulkanik-Bromo-3.jpg

Kaca helm yang kami dikenakan mulai terlihat kotor oleh abu. Abu juga terlihat jelas menempel di tangki motor, juga di jaket yang kami kenakan.

Makin ke atas, guyuran abu kian terasa dan terlihat. Daun-daun mulai tak hijau, berubah abu-abu. Abu vulkanik ini menempel di mana-mana. Di jalan, atap rumah, kendaraan, bahkan banner caleg atau parpol peserta pemilu 2019. 

Terlihat sejumlah petani menyemprot daun kentang di ladang, untuk mengusir abu di menempel di daun. "Kalau dibiarkan, daunnya menguning. Kami akan rugi," kata Supriyo, seorang petani.

Warga tetap beraktifitas seperti biasa. Bekerja seperti biasa. Pertemuan bulanan keluarga penerima manfaat Program keluarga Harapan (PKH) tetap berjalan.

Di balai Desa Wonokerso, siang itu salah satunya. Ibu-ibu peserta PKH, mayoritas hadir dengan sarung yang menutupi kepala. Agar tak kena guyuran abu vulkanik langsung.

Dalam pertemuan itu, perangkat desa setempat membagikan masker kepada keluarga PKH. Termasuk anak-anak atau para suami yang ikut pertemuan.

Hujan-Abu-Vulkanik-Bromo-4.jpg

Di Wonokerso, motor kami parkir di luar. Dalam kurun waktu 2 jam, abu tebal sudah menyelimuti seluruh bodi motor. Beberapa warga yang motornya kotor oleh abu vulkanik, mencucinya di bagian jok. Setelah itu, baru motor ditunggangi. 

Saat hujan abu seperti itu, warga yang punya hewan ternak harus bekerja lebih ekstra. "Sapi tidak mau makan (rumput atau dedaunan, Red) yang adanya abunya," kata seorang warga yang menyabit rumput.

Karenanya, rumput yang didapat, dicuci dulu sebelum diberikan ke hewan ternak. Kalaupun dipaksakan makan rumput atau dedaunan berdebu terus-terusan, hewan ternak bisa mati. Peternak akan rugi.

Urusan menjemur pakaian setelah dicuci, juga tak mudah. Selain karena sering datang kabut, sejak lima terakhir juga ada hujan abu vulkanik.

Hujan-Abu-Vulkanik-Bromo-5.jpg

Para petani mulai was-was. Teringat memori nasib mereka ketika Gunung Bromo erupsi, akhir 2010 hingga bulan-bulan awal 2011. Tanaman diguyuri hujan abu vulkanik, dan mati. Petani merugi.

"Waktu itu (hujan abu, Red) sekitar enam bulan," kata Sukriyo. Ketika petani merugi, kuli pertanian atau buruh tani ikut terdampak. Mereka tak dapat kerja. 

Dalam penelusuran TIMES Indonesia, hujan abu vulkanik periode 2010-2011 membuat banyak warga Kecamatan Sumber mencari kerja ke luar daerah. Tak ada pilihan lain.

Pemilik hewan ternak tak lebih baik. Bersamaan dengan sulitnya mencari pakan, harga hewan ternak terjun bebas. Harga sapi hanya ratusan ribu. Ya, ratusan ribu!

Warga berharap, memori kelam tahun 2010-2011 akibat erupsi Gunung Bromo tak terulang. "Semoga hujan abu vulkanik ini tidak lama," kata Supriyo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES