Peristiwa Daerah

Mengemas Kampung Pesilat Perlu Pendekatan Budaya 

Sabtu, 23 Maret 2019 - 08:24 | 307.54k
Suasana dialog yang diselenggarakan TIMES Indonesia bekerjasama dengan Eathouse Gallery Budaya & Cafe Caruban (FOTO: Pamula Yohar C/TIMES Indonesia)
Suasana dialog yang diselenggarakan TIMES Indonesia bekerjasama dengan Eathouse Gallery Budaya & Cafe Caruban (FOTO: Pamula Yohar C/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MADIUN – Banyak masukan positif dari sejumlah kalangan soal penetapan Kabupaten Madiun sebagai Kampung Pesilat Indonesia. Hal itu terungkap saat dialog bertajuk Jagongan Jumat Malam Ten Caruban (Juminten) di Eathouse Gallery Budaya & Cafe Caruban, Jumat (23/3/2019) malam. Dialog tersebut diselenggarakan oleh TIMES Indonesia bekerjasama dengan Eathouse. 

Dialog yang mengangkat tema Mengemas Kampung Pesilat Indonesia tersebut menjadi ajang sosialisasi sekaligus aspirasi. Di tengah beragam respons masyarakat terhadap munculnya tagline Kampung Pesilat Indonesia, Pemkab Madiun menyampaikan latar belakang penetapan Kampung Pesilat Indonesia dan tujuan yang hendak dicapai.

Mengemas-Kampung-Pesilat-3.jpg

"Kampung Pesilat Indonesia muncul dari gagasan untuk memberikan wadah bagi 14 perguruan silat yang ada di Kabupaten Madiun. Ada dua hal yang ingin dicapai yakni sisi pariwisata dan prestasi," jelas Yudi Hartono Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Madiun sebagai narasumber dialog.

Untuk mendukung hal itu, banyak agenda kegiatan yang telah dipersiapkan. Mulai dari pembangunan fasilitas padepokan yang akan menjadi  pusat kegiatan bersama perguruan silat yang ada di Kabupaten Madiun. Serta sejumlah event yang melibatkan anggota perguruan silat. 

"Padepokan sekarang masih dalam proses penyelesaian. Harapannya nanti bisa menjadi pusat kegiatan para pesilat dari berbagai perguruan," paparnya. 

Sedangkan Herutomo, pegiat budaya dari Jaringan Pekerja Budaya Madiun menegaskan perlunya menjaga ciri khas masing-masing perguruan silat sebagai bagian kearifan lokal. Pemkab Madiun diharapkan memberikan fasilitas dan mendukung para perguruan menampilkan kekhasannya masing-masing.

"Menurut saya penyeragaman jangan menghilangkan ciri khas masing-masing. Lebih baik semua perguruan diberi kesempatan tampil dengan kekhasannya masing-masing. Justru ini menunjukkan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki Kabupaten Madiun," ungkapnya. 

Heru berpendapat, mengemas Kampung Pesilat Indonesia di Kabupaten Madiun tidak cukup hanya lewat event besar saja. Yang terpenting adalah menyatukan semua perguruan silat yang ada melalui pendekatan budaya. Bahwa pencak silat adalah kekayaan budaya yang perlu dilestarikan. Tidak sebatas kemampuan bela diri yang mengandalkan kekuatan fisik saja. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Madiun

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES