Kesehatan

Gangguan Pendengaran Bisa Mengakibatkan Terganggunya Komunikasi dan Psikologi

Sabtu, 23 Maret 2019 - 01:41 | 140.76k
ILUSTRASI - Gangguan Pendengaran. (FOTO: Hello Sehat)
ILUSTRASI - Gangguan Pendengaran. (FOTO: Hello Sehat)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT) dr. Hably Warganegara, Sp.THT-KL mengatakan gangguan pendengaran akan mengakibatkan gangguan komunikasi, psikologi dan sosial.

Gangguan pendengaran itu dapat dihilangkan melalui upaya pencegahan dan pengendalian penyakit terutama pada bayi atau tuli kongenital.

Ia menjelaskan tuli kongenital dapat terjadi pada bayi sejak lahir. Ketulian itu bisa diakibatkan karena bawaan seperti riwayat hamil atau riwayat lahir, bisa juga disebabkan karena infeksi.

Gejala yang terjadi adalah anak belum dapat bicara sesuai usianya. Bahkan berpotensi menimbulkan masalah lain seperti gangguan THT, dan psikologi.

“Tuli kongenital paling bahaya, jika tidak ditolong kemungkinan terjadi gangguan perkembangan kognitif, psikologi, dan sosial,” kata dr. Hably pada temu media di Kemenkes Jakarta, Jumat (22/3).

Temu-media.jpg

Gangguan perkembangan kognitif, psikologi, dan sosial itu menurutnya, akan mengakibatnya terjadi gangguan proses bicara, gangguan perkembangan kemampuan berbahasa, gangguan komunikasi, gangguan proses belajar dan perkembangan kepandaian.

Karena itu yang perlu diketahui oleh bidan dan masyarakat adalah cara mendeteksi pendengaran bayi secara sederhana. Bayi memang belum bisa berbicara, namun dia bisa menunjukkan refleks jika mendengar suara keras. Cara observasi bayi terhadap suara dapat dilihat dari refleks bayi ketika mendengar suara keras atau disebut refleks moro.

“Refleks moro itu kalau bayi tidak memakai bedong, tangannya seperti mau meluk, kaget,” kata dr. Hably.

Ada juga tanda lain saat observasi soal gangguan pendengaran terhadap bayi yakni berupa auropalpebra atau mengejapkan mata, grimacing mengerutkan wajah, berhenti menyusu atau mengisap lebih cepat, bernapas lebih cepat, dan ritme jantung bertambah cepat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES