Peristiwa Nasional

Kementerian PUPR akan Selesaikan 29 Bendungan Sampai Akhir 2019

Jumat, 22 Maret 2019 - 08:08 | 92.61k
Bendungan di Bali dan NTB yang telah selesai pembangunan konstruksinya. (FOTO: Kementerian PUPR)
Bendungan di Bali dan NTB yang telah selesai pembangunan konstruksinya. (FOTO: Kementerian PUPR)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebanyak 29 dari 65 bendungan yang dibangun Kementerian PUPR ditargetkan selesai dibangun hingga akhir 2019.

"Bendungan ini akan bisa menampung 2,15 miliar m3 dan memberikan suplai air pada areal irigasi seluas 258.902 hektare," kata Menteri PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Basuki Hadimuljono.

Keberadaan 29 bendungan ini nantinya akan bisa menampung air 2,15 miliar m3, mereduksi banjir 5.720 m3/detik, bisa mensuplai air baku 24,86 m3/detik serta memiliki potensi listrik 150 MW.

“Insyaallah tahun 2019 akan diselesaikan 15 bendungan. Sehingga sampai akhir 2019 akan selesai 29 bendungan. Tahun 2019 juga akan dimulai pembangunan 10 bendungan baru,” katanya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada periode 2015-2019 membangun 65 bendungan yang terdiri atas 49 bendungan baru dan 16 bendungan dalam rangka melaksanakan Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan ketahanan air.

Hingga tahun 2018, 55 dari 65 bendungan sudah dalam tahap konstruksi bahkan14 bendungan diantaranya sudah rampung atau dalam tahap penyelesaian akhir konstruksi.

Membangun bendungan, kata Menteri Basuki membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun. Sehingga sisa dari 65 bendungan yang dibangun akan selesai seluruhnya pada tahun 2023. Kebutuhan pembiayaannya diperkirakan Rp 82,5 trliun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).  

Bendungan-Taju.jpg

Menurutnya, dari 7,2 juta ha lahan irigasi yang ada di Indonesia, hanya 11% yang mendapatkan suplai air dari bendungan.  Dengan rampungnya 65 bendungan nanti, diproyeksikan akan menambah luas lahan pertanian yang mendapat suplai irigasi premium atau irigasi dari air bendungan antara 19%-20%.

“Dibutuhkan suplai air bendungan itu karena pola tanamnya bisa diatur, kalau tidak ada tampungan air, pola tanamnya sesuai dengan hujan yang ada. Sesungguhnya potensi air di Indonesia besar, namun keberadaanya tidak sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga kita masih membutuhkan tampungan-tampungan air. Dengan begitu pada saat musim hujan air ditampung untuk dimanfaatkan musim kemarau. Itulah gunanya  bendungan untuk penampungan air,” ujarnya.

Sebanyak 14 bendungan yang telah selesai konstruksinya yakni Bendungan Rajui (Aceh), Jatigede (Jawa Barat), Bajulmati (Jawa Timur), Nipah (Jawa Timur), Titab (Bali), Paya Seunara (Aceh) Teritip (Kalimantan Timur), Raknamo Tanju (NTB), Mila (NTT), Rotiklod (NTT), Logung (Jateng), Sei Gong (Kepri), dan Sindangheula (Banten).

Tahun 2019 ini ada 15 bendungan yang ditargetkan selesai konstruksinya yaitu Bendungan Gongseng, Karalloe, Tapin, Passeloreng, Bintang Bano, Way Sekampung, Ladongi, Napun Gete, Ciawi, Sukamahi, Karian, Keureuto, Gondang, Marangkayu, dan Kuningan.

Sementara 10 bendungan yang dikerjakan Kementerian PUPR dimulai pembangunannya pada tahun 2019 ini adalah bendungan Jenelata, Pelosika, Jragung, Digoel, Tiro, Mbay, Budong-Budong, Ameroro, Tiu Suntuk dan Bulango Ulu.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES