Peristiwa Nasional

PBNU Selalu Berdiri di Belakang KH Said Aqil Siradj dalam Mencegah Radikalisme

Kamis, 21 Maret 2019 - 18:36 | 78.48k
KH Said Aqil Siradj. (dok/TI)
KH Said Aqil Siradj. (dok/TI)

TIMESINDONESIA, JAKARTAPBNU dan seluruh warga Nahdliyin (sebutan bagi warga NU) akan selalu berdiri di belakang Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siradj dalam menjaga NKRi agar tidak terpapar paham radikalisme.

Demikian ditegaskan Ketua PBNU bidang Hukum, HAM, dan Perundang-Undangan Robikin Emhas menanggapi laporan Kelompok Aliansi Anak Bangsa (AAB) terhadap Kiai Siad ke Mabes Polri atas dugaan ujaran kebencian, Kamis (21/3/2019).

"Bagi NU, agama dan negara tidak perlu dipertentangkan. Keduanya bisa saling mengisi, bisa harmonis. NU mengharmoniskannya dengan jargon hubbul wathon minal iman, nasionalisme adalah bagian dari agama. Kiai Said Aqil Siradj, NU dan kita semua layak terus mengkampanyekannya. Agar cita-cita didirikannya Indonesia dapat kita wujudkan bersama," ujarnya.

Ketua AAB sekaligus pelapor, Damai Hari Lubis sebelumnya, menuturkan, mereka melaporkan pernyataan Said Aqil saat diwawancara Najwa Shihab. Laporan tersebut telah diterima pihak kepolisian dengan nomor LP/B/0309/III/2019/ BARESKRIM tertanggal Senin 18 Maret 2019.

Meski mengaku belum tahu pasti materi laporan itu, Robikin optimistis, bahwa kepolisian merupakan lembaga yang sudah kredibel. Dalam negara hukum, menurut dia, seluruh tindakan harus bisa dipertanggungjawabkan secara hukum ihwal apakah sebagai warga negara atau penyelenggara negara.

"Kepolisian RI sudah kredibel. Sudah profesional. Oleh karena laporannya disampaikan kepada kepolisian, mari kita percayakan kepada kepolisian RI. Apakah terdapat dua alat bukti yang sah agar laporan tersebut dapat ditindak-lanjuti atau tidak, kita lihat nanti," tegas Robikin.

Dia kemudian berbicara terkait radikalisme dan sikap intoleran di Indonesia. Dijelaskan Robikin, kampanye khilafah masih sering ditemui bahkan dalam tahun politik saat ini. 

"Bahkan gamblang diketahui publik adanya kampanye khilafah yang cukup marak sebelum HTI badan hukumnya dicabut. Kampanye khilafah itu bahkan masih dijumpai dalam tahun politik sekarang ini, di media sosial," tegasnya.

Lantas PBNU mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjaga keutuhan NKRI, baik keutuhan teritorial, sumber daya alam maupun budayanya. Khilafah yang hendak menghapus sekat-sekat bangsa dan negara adalah ancaman nyata terhadap keutuhan NKRI. 

"Untuk kepentingan hal itu, kami semua, baik selaku warga maupun pengurus NU akan senantiasa berdiri di belakang KH Said Aqil Siradj," tandas Ketua PBNU bidang Hukum, HAM, dan Perundang-Undangan ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES