Pendidikan

Edu Profs Gelar Enpowering Research for Global Publication

Kamis, 21 Maret 2019 - 18:23 | 97.90k
Suasana Workshop yang diikuti para doktor, profesor dan kalangan akademisi di Klub Bunga Resort. (Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Suasana Workshop yang diikuti para doktor, profesor dan kalangan akademisi di Klub Bunga Resort. (Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Education for Professional Study (Edu Profs) menggelar Enpowering Research for Global Publication untuk membantu para akademisi agar karya mereka masuk dalam Jurnal Publikasi Internasional Scopus, di Klub Bunga Hotel Batu, Kamis (21/3/2019).

Workshop yang diikuti oleh 52 peserta yang terdiri dari para rektor dan doktor ini untuk melatih para doktor dan professor ini menulis tentang Jurnal Publikasi International Scopus.

Hal ini menjadi solusi kesulitan yang sering dialami oleh akademisi untuk menembus Jurnal Publikasi Internasional.

“Mereka (para akademisi) banyak menulis 5 hingga 10 kali tapi tidak bisa masuk-masuk, ada apa ini. Banyak orang yang tidak mengenal Scopus menjadi korban, banyak juga orang yang membuat jurnal tidak bisa diapa-apain kenaikan pangkat tidak bisa karena dianggap predator, atau plagiator karena tidak tahu jurnal mereka bermasalah,” ujar Edu Profs Operational Director, Dr Abdul Muqit SPd MPd.

Agar hal tersebut tidak terjadi, dengan lisensi dari Scopus, Edu Profs menggelar workshop untuk membantu para akademisi membuat jurnal ilmiahnya.

Dalam kesempatan itu Muqit menuturkan banyak jurnal ilmiah sulit menembus Internasional karena domain tulisan yang tidak cocok dan kurang spesifik.

Edu-Profs-2.jpg

Selain itu ada anggapan yang salah di kalangan akademisi yang menganggap bahwa jurnal dari Barat itu baik sehingga banyak ditiru.

“Tidak bisa seperti itu, kita punya local wisdom yang bisa diangkat, malah jadi potensi. Indonesia itu jadi serbuan Negara barat, karena kita memiliki local wisdom yang berbeda,” ujarnya.

Ia mencontohkan karya ilmiah yang dibuat oleh seorang Profesor tentang sebuah permainan tradisional Molega yang bisa menyelesaikan konflik sosial di Palu. Karya ini bisa tembus internasional karena menarik perhatian Internasional dengan kearifan lokalnya dan spesifik.

Menurut Muqit, kendala yang dialami penulis rata-rata kebingungan menentukan topik, kemudian mendeskripsikan topik dan ketika karya dihasilkan penulis tidak tahu harus kemana setelah memiliki karya.

“Mereka tidak tahu harus kemana setelah punya karya, mereka juga tidak tahu scopus itu apa. Di Workshop ini kita dampingi, kita laksanakan dua hari, hari ini kita bekali materi, besok kita berikan pada masukan soal artikel yang mereka bawa disesuaikan dengan kaidah Scopus,” katanya.

Dalam kesempatan itu Muqit memberikan beberapa tips agar karya para akademisi ini lolos jurnal publikasi internasional, seperti tulisan yang dibuat sedang mengglobal, atau sebuah karya yang menjadi temuan yang bisa diaplikasikan dan diuji secara keilmuan.

Karya tulis yang bagus juga memiliki impact yang luas, serta focus dan valid secara subject dan metologinya serta memberikan pembaruan dan mengembangkan keilmuan.

“Menemukan kebaruan itu sulit sekali, padahal kebaruan itu yang jadi daya tarik,” ujar Edu Profs Operational Director ini di acara workshop Enpowering Research for Global Publication. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Batu

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES