Ekonomi

Gubernur Jatim Dra Hj Khofifah Lepas Ekspor Pertanian Senilai 28 M

Kamis, 21 Maret 2019 - 13:37 | 43.19k
Gubernur Jawa Timur. Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa saat melepas ekspor komoditi pertanian di Terminal PetikEmas Surabaya (TPS). Kamis (21/3/2019). (FOTO: TIM Media For TIMES Indonesia)
Gubernur Jawa Timur. Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa saat melepas ekspor komoditi pertanian di Terminal PetikEmas Surabaya (TPS). Kamis (21/3/2019). (FOTO: TIM Media For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAGubernur Jatim Dra Hj Khofifah Indar Parawansa mengajak para eksportir di Jawa Timur agar dapat membangun strong partnership dengan petani dan pelaku IKM UKM di Jawa Timur. Hal ini menurut Khofifah bisa mendorong penguatan pertumbuhan ekonomi di jawa Timur.

Hal ini diungkapkan Gubernur perempuan pertama di Jatim saat melepas Komoditi Ekspor komoditas pertanian di Terminal PetikEmas Surabaya(TPS) Tanjung Prak Barat Surabaya, Kamis (21/3/2019).

Pertanian-Khofifah-3.jpg

“Saya ingin menyampaikan pada teman semua bahwa ekspor ini menjadi bagian penting untuk bisa datangkan devisa. Ekspor jadi bagian pentong untuk mendorong penguatan pertumbuhan ekonomi di Jatim,” kata Khofifah

Untuk dapat memanfaatkan hasil pertanian yang bisa di ekspor menurut Khofifah, perlu adanya pendampingan yang bisa disertifikasi untuk memenuhi standar ekspor.

“Maka saya ingin mengajak para eksportir untuk membangun strong partnership dengan UKM. Apalagi di sektor agro. Banyak petani kita yang punya produk yang perlu mendapatkan pendampingan untuk bisa disertifikasi. Supaya memenuhi standart yang bisa diekspor.”terang Khofifah

“Jadi membangun aliansi antara eksportir dengan petani apakah lewat gapoktan atau KTNK andalan itu juga jadi penting,” tambahnya.

Tak hanya itu, peran dinas dan Balai Besar Karantina Surabaya menjadi salah satu bagian terpenting dalam membangun strong partnership

“Dengan para eksportir dan para petani atau sektor yang bisa menjadi komoditas andalan eskpor kita. Jawa Timur juga bisa menjadi HAKI dari berbagai ekspor di Jatim. Supaya mereka bisa menjadi bagian yg bisa menikmati kesejahteraan ketika produk mereka bisa diekspor. Maka saya bilang petik, olah kemas dan jual. Setelah dipetik diajak untuk melakukan pengolahan yang hieginis dan seterusnya yang sesuai standart yang dibutuhkan negara ekspor,” tambah Ketua Muslimat NU ini.

Sementara, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Badan Karantina Pertanian (Barantan), Sujarwanto mengungkapkan Sektor agrikultura menjadi penyumbang terbesar, tidak saja secara nasional namun juga di Provinsi Jawa Timur sektor ini juga penyumbang 13 % atau menempati urutan ketiga dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur.

Dan berdasarkan data yang dilansir olegh Badan Pusat Statistik, 2019  ditinjau dari sisi sumbangan devisa asal ekspor non migas, Jatim menduduki peringkat ke 2  setelah Jawa Barat yakni sebesar 11,38 persen dari total nilai ekspor pada periode Januari - Februari 2019.

“Sebagai komoditas wajib lapor karantina pertanian, dengan potensi yang strategis ini kami lakukan percepatan layanan agar produk unggulan ini dapat diterima oleh negara mitra dagang,” terangnya

Untuk diketahui, pelepasan ekspor komoditas pertanian kali ini senilai Rp 28,174 miliar, berupa komoditas tumbuhan yaitu: 60,231 M3 plywood ke Singapura, 19,1 ton  kopi ke Belgia, 22,5 ton kg  gagang cengkeh ke Kanada, dan 81 ton margarin ke Ghana.  

Pemberangkapan ekspor oleh Gubernur Jatim Dra Hj Khofifah juga dilakukan pada komoditas hewan dan produk hewan yakni  25,5 ton susu ke Malaysia, 140 ton premix ke Spanyol, 19 Ton Sterilized Kenaf Core Dry ke Jepang, 34 ton bulu bebek ke Taiwan, 130 Ton Calcium Salt ke Barcelona, dan 300 kg Sarang Burung Walet (SBW) ke Hongkong. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES