Politik

Soal Netralitas di Pilpres, Pemuda Muhammadiyah Sikapi Tulisan Din Syamsuddin

Rabu, 20 Maret 2019 - 19:48 | 459.11k
Sekjen Pemuda Muhammadiyah, Zulfikar Ahmad Tawalla. (FOTO: Pemuda Muhammadiyah for TIMES Indonesia)
Sekjen Pemuda Muhammadiyah, Zulfikar Ahmad Tawalla. (FOTO: Pemuda Muhammadiyah for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sekjen Pemuda Muhammadiyah, Zulfikar Ahmad Tawalla menyikapi kegelisahan terhadap tulisan Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015, Din Syamsuddin yang berjudul 'Muhammadiyah dan Pilpres 2019: Tak Boleh Netral'.

Menurutnya, Surat Instruksi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Nomor 02/INS/I.0/E/2019 Tentang 'Menjaga Netralitas Persyarikatan dan Amal Usaha' wajib ditaati bagi seluruh pimpinan, kader dan warga persyarikatan Muhammadiyah.

"Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) mengeluarkan surat pernyataan bersama dalam rangka menguatkan dan menyolidkan sikap resmi netralitas Muhammadiyah dalam Pemilu kali ini," ucap Zulfikar melalui keterangan tertulis, yang diterima TIMES Indonesia, Rabu (20/3/2019).

Kata dia, sikap Din Syamsuddin, sebagai Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu ini dapat mengarah pada upaya sikap mendelegitimasi dan mereduksi sikap resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah. "Sebab Pak Din membuat pernyataan tersebut setelah dikeluarkannya Instruksi PP. Muhammadiyah," tuturnya.

Pemuda Muhammadiya menyayangkan pernyataan Din Syamsuddin tersebut di tengah solidnya Muhammadiyah dan Ortom-ortomnya menjaga netralitas organisasi. Muncul pernyataan dari tokoh Muhammadiyah berpengaruh seakan melemahkan sikap resmi organisasi.

Pemuda Muhammadiyah menilai, sikap tersebut seharusnya tidak perlu ada. Kalaupun terpaksa, cukup atas nama pribadi bukan atas nama 'Pimpinan Muhammadiyah' di level ranting.

"Perbedaan tafsir dan sikap pribadi terhadap netralitas Muhammadiyah menjadi hal yang biasa dan seyogyanya, tetapi yang tidak dibenarkan adalah melemahkan, mendelegitimasi, serta mereduksi keputusan organisasi," bebernya.

Ditegaskan pula, warga persyarikatan sudah cerdas membedakan sikap organisasi dan sikap pribadi sebagai warga Muhammadiyah. Namun begitu, ia mengaku bahwa pernyataan Din Syamsuddin tersebut, justru berpotensi menimbulkan polemik dan kebingungan warga Muhammadiyah.

"Dan, terakhir, tugas para pimpinan dan tokoh Muhammadiyah adalah bagaimana memberikan arah, panduan dan pedoman supaya perbedaan pilihan politik (di Pilpres 2019) tidak menimbulkan perpecahan dan menjaga kekompakan dalam berMuhammadiyah." tandas Zulfikar, Sekjen PP Pemuda Muhammadiyah(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES