Peristiwa Internasional

Greta Thunberg, Aktivis Iklim Berusia 16 Tahun Nominator Peraih Nobel Perdamaian

Rabu, 20 Maret 2019 - 14:16 | 55.03k
Greta Thunberg saat melakukan aksi protes bersama ribuan orang di Swedia soal perubahan iklim, (FOTO: Grist)
Greta Thunberg saat melakukan aksi protes bersama ribuan orang di Swedia soal perubahan iklim, (FOTO: Grist)

TIMESINDONESIA, JAKARTAGreta Thunberg, seorang siswi dan aktivis perubahan iklim berusia 16 tahun asal Swedia, telah dinominasikan sebagai salah satu kandidat calon penerima hadiah Nobel Perdamaian tahun ini.

Seandainya menang, Greta akan menjadi peraih Nobel Perdamaian termuda sepanjang sejarah, mengalahkan Malala Yousafzai (Pakistan) yang pada 2014 memenangkan hadiah itu saat usianya masih 17 tahun.

Remaja kelahiran tahun 2003 yang pernah diundang PBB berbicara soal perubahan iklim ini dicalonkan oleh tiga anggota parlemen Norwegia.

"Kami telah mengusulkan Greta Thunberg. Karena jika kami tidak melakukan apa pun untuk menghentikan perubahan iklim, itu akan menjadi penyebab perang, konflik, dan pengungsi," kata anggota parlemen Sosialis Norwegia, Freddy Ovstegard kepada kantor berita AFP.

"Greta Thunberg telah meluncurkan gerakan massa yang saya lihat sebagai kontribusi besar bagi perdamaian," tambahnya.

Merespon pencalonannya, putri pasangan Malena-Svante ini mengaku bangga dan merasa sangat terhormat. Hal ini sebagaimana ia ungkapkan dalam cuitan akun twitter pribadi miliknya, @GretaThunberg.

"Honoured and very grateful for this nomination (emot love)" 

Greta pertama kali dikenal dunia saat melakukan aksi mogok sekolah secara reguler setiap hari Jumat untuk memprotes perubahan iklim di depan parlemen Swedia pada Agustus tahun lalu. Aksi mogok sekolah ini kemudian diberi nama gerakan Fridays For The Future dan dikenal dengan tagar #FridaysForFuture di media sosial.

Aksinya ini menginspirasi pelajar di seluruh dunia. Setiap hari Jumat, ribuan anak sekolah melakukan aksi melawan perubahan iklim di lebih dari 100 negara di dunia, termasuk di negara-negara seperti Jerman, Belgia, Inggris, Prancis, Australia dan Jepang.

Nama Greta kian mendapatkan perhatian internasional setelah berbicara di Pembicaraan Iklim PBB di Polandia pada bulan Desember 2018 dan di Forum Ekonomi Dunia di Davos pada bulan Januari 2019.

"Tentang perubahan iklim, kita harus mengakui bahwa kita telah gagal ," katanya kepada para pemimpin ekonomi global di Davos.

Pemenang hadiah Nobel Perdamaian sendiri rencananya akan diumumkan pada bulan Oktober, di ibukota Norwegia, Oslo. Hadiah Nobel ini akan diperebutkan oleh 301 kandidat, yang terdiri dari 223 individu, dan 78 organisasi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES