Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Tawadlu’ Haqiqi

Rabu, 20 Maret 2019 - 08:04 | 53.15k
Imam Syafi’i,S.Pdi,M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam Unisma Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
Imam Syafi’i,S.Pdi,M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam Unisma Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – KETAWADLUAN manusia sering terjadi dikarenakan ada keinginan yang bersifat duniawi,bisa kita lihat begitu banyak fenomena yang terjadi dikeluarga,lingkungan bahkan bangsa ini ketawadluan dikarenakan ketidakmampuan,ketidakberdayaan juga dikarenakan jabatan yang itu hanya sebatas tipuan duniawi.

Masih banyak lagi manusia yang merendahkan dirinya dikarenakan ingin sesuap nasi untuk kehidupannya,oleh karenanya menurut ibnu Athaillah bahwa ciri-ciri orang yang tawadlu’ adalah yang pertama,tidak marah ketika diejek atau diremehkan oleh orang lain. Kedua,tidak geram ketika dicacimaki atau dituduh berbuat dosa. Ketiga,tidak berharap untuk dihormati masyarakat serta menganggap dirinya pantas mendapatkan tempat yang mulia dihati masyarakat.hal ini dipertegas pendapat al-syibli bahwa barangsiapa yang merasa punya harga diri berarti tidak memiliki satu bagian pun dari tawadlu’.

Tawadlu yang haqiqi sesuai apa yang disampaikan oleh ibnu athaillah dalam hikmahnya ialah tawadlu’ (berkecil hati) yang timbul dari menyaksikan keagungan Allah dan sifat-sifatnya yang serba sempurna. Bagaimana mungkin manusia bisa angkuh menyombongkan ilmunya,hartanya,jabatannya sedangkan Allah lebih sempurna dari segalanya.ketika tawadlu timbul dalam diri bukan karena kebesaran Allah akan tetapi timbul karena kekurangan-kekurangan yang ada pada diri sendiri itu belum dikatakan tawadlu yang haqiqi.

Mengapa bisa begitu karena tawadlu yang timbul dari melihat kekurangan diri sendiri terkadang masih tercampuri sebagian takabbur. Di pertegas oleh al-junaid bahwa tidak ada sesuatu yang bisa mengeluarkanmu dari sifat-sifatmu seperti sombong,membagakan diri kecuali dengan menyaksikan sifat-sifat Allah SWT.

Kalau kita lihat konteks kehidupan jaman sekarang sangat sulit mencari manusia yang betul-betul tawadlu dikarenakan melihat kebesaran allah akan tetapi justru yang banyak membagakan dirinya,kelompoknya merasa paling benar dan tidak ada kebenaran selainnya. Ini sebuah kemrosotan moral untuk bangsa Indonesia.

Kemerosotan moral bangsa ini harus ada solusi agar tetap bersatu dan tidak tercerai berai hanya dikarenakan keinginan sesaat. oleh karena itu untuk menjawab tentang masalah bangsa ini harus muncul sikap tawadlu dalam diri masyarakat dengan selalu memuji Allah SWT sehingga tidak sempat memuji diri sendiri karena melihat bahwa semua sikap yang terpuji yang dilakukan manusia adalah karena pertolongan Allah. Dan serta masyarakat Indonesia menyibukkan dirinya memenuhi hak-hak Allah dengan taat kepada Nya, sehingga lupa akan kepentingannya sendiri,maka dengan melakukan amal kebajikan dan beribadah kepada Allah,dia tidak bermaksut untuk memperoleh surga atau terbebas dari ancaman neraka yang dicari hanyalah Ridho dan rahmat Allah SWT. (*)

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES