Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Fitrah Manusia dan Pendidikan Islam

Selasa, 19 Maret 2019 - 12:10 | 1.31m
Imam Syafi’i,S.Pdi,M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam Unisma Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
Imam Syafi’i,S.Pdi,M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam Unisma Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGFITRAH yang mengandung implikasi pendidikan mengandung paham nativisme. Maksudnya bahwa manusia mempunyai potensi dasar beragama yang tidak dapat dirubah.Fitrah yang bercorak nativisme ini berkaitan juga dengan factor hereditas (keturunan) yang bersumber dari orang tua, termasuk juga keturunan beragama. Namun demikian fitrah itu tetap harus dipelihara dan dan dijaga. Sehingga peran lingkungan sangat penting dalam mengembangkan potensi seorang manusia.

Potensi anak akan dikembangka melalui proses pendidikan. Sehingga dalam proses pendidikan menjelaskan bahwa fitrah yang telah dibawa sejak lahir bagi anak akan memiliki pengaruh yang cukup besar dipengaruhi dengan lingkungan. Fitrah tidak akan berkembang tanpa dipengaruhi oleh kondisi  lingkungan sekitar. Lingkungan mampu mengubah fitrah secara drastis, ketika lingkungan sebagai tempat interaksi membentuk kepada hal yang buruk.

Sifat dasar fitrah ditentukan dari semakin sering atau tidaknya dengan lingkungan. Meskipun demikian, lingkungan tidak selamanya mampu mengubah kepribadian seseorang. Banyak juga contoh orang baik lahir dari lingkungan atau masyarakat yang zhalim.

Lingkungan merupakan faktor yang mepengaruhi manusia, meskipun demikian bukanlah menjadi faktor utama. Hal ini dikarena masih adanya faktor lain yang bisa mempengaruhi tingkah laku manusia. Melalui proses belajar, manusia bisa menjadi orang-orang yang bermanfaat. Fitrah tersebut harus diarahkan kearah yang positif agar tidak menimbulkan suatu persepsi yang negative.

Konsep fitrah juga menuntut agar pendidikan islam harus bertujuan untuk mendorong manusia dekat dengan Allah. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa fitrah manusia dekat dengan tauhid. Tauhid telah menjadi essensi dari semua bentuk agama-agama. 

Konsep tauhid inilah yang memberikan tekanan kekuasaan Allah yang mesti dipatuhi dalam kurikulum pendidikan islam. Sebagaimana dalam firman Allah QS. Al A’raf: 172. Artinya:  Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)",

Fitrah juga dapat diartikan sebagai kecenderungan-kecenderungan, seperti makan, minum, kebutuhan sex dan lainnya. Kecenderunga ini berperan bagi jasmani manusia yang tercipta   dari tanah, sebagimana terdapat dalam surat As- Sajadah ayat 7:

Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Apabila ditelaah, kebutuhan manusia hampir sama dengan kebutuhan makhluk lainnya, seperti binatang dan tumbuhan. Tambahan lagi, manusia selalu ingin dan mengikuti rasa nyaman dan tidak ingin tunduk pada kode etik. 

Apabila manusia bertingkah laku seperti itu, maka mirip dengan tingkah laku binatang. Untuk membedakan manusia dengan penciptaan Allah yang lain, maka manusia harus dididik. Kecenderungan tesebut tetap harus dipenuhi seperti makan dan minum, dan lainnya. Tetapi kecenderunga tersebut harus tetap dikontrol sehingga bisa terealisasikan dengan baik.

Implikasi pendidikan terhadap fitrah manusia

Dalam Rangka membina dan mengembangkan seluruh potensi, baik potensi jasmani maupun rohani, secara efektif dapat dilakukan pendidikan. Dalam proses pendidikan, manusia mampu membentuk kepribadiannya, mentransfer kebudayaannya dari suatu komunitas kepada komunitas yang lain. Mengetahui nilai baik dan buruk sesuatu hal, dan lain sebagainya.

Telah ditegaskan tentang fitrah yang baik dan sifat dasar manusia yang menguntungkan. Namun, belum memancarkan cahaya bagi sumber kejahatan atau hal-hal yang memunculkan perbuatan yang jahat. Untuk itu diperlukan sumber-sumber pencarian dimana manusia memberikan reaksi terhadap objek-objek yang ada padanya. Untuk itu manusia harus terus belajar agar bisa menghadapi kondisi-kondisi tersebut diatas.

Pendidikan harus mampu mensinergikan antara potensi jasmani dan rohani agar tidak terjadi ketimpangan seperti di zaman sekarang ini,banyak manusia yang paham hukum akan tetapi melanggar hukum.mengerti tentang ketidak bolehan untuk suap menyuap akan tetapi ketika dikuasai oleh nafsunya maka akan melakukan kejahatan yang dilarang agama.

Implikasi kehendak bebas manusia telah melibatkan proses pendidikan. Pendidikan menjadi titik perhatian dengan memberi bantuan kepada peserta didik yang mengevaluasi alternatif-alternatif dan menyeleksi mana yang baik dan mana yang buruk. Pendidikan tidak dipandang sebagai  proses pemaksaan dari seorang pendidik untuk menentukan setiap langkah yang harus diterima oleh peserta didiknya secara individu.akan tetapi memberikan bimbingan sesuai dengan karakteristik peserta didik agar menumbuhkan kesadaran yang timbul dari dirinya,dengan demikian timbulah sikap yang baik didalam diri peserta didik.

Implikasi-implikasi yang berhubungan dengan pendidikan telah di jelaskan dalam al qur’an.Selama manusia sebagai khalifah Allah maka pendidikan harus dikaitkan dengan perkembangan manusia secara harmonis maka manusia yang seimbang hanyalah yang mampu mengatasi.Keistimewaan manusia yaitu adalah aql yang merupaka atribut keunggulan dan keistimewaan manusia yang unik. Aqal dapat membantu memilih alternative yang baik dan benar,hal yang menjadi sangat penting lagi ialah bagaimana aqal bisa berjalan seiringan dengan hati yang bersih. Kebersihan hati serta aqal yang cerdas akan memancarkan sikap-sikap yang positif didalam kehidupan manusia. (*)

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES