Peristiwa Daerah

Penyebab Banjir Bandang di Sentani Jayapura, Ini Penjelasan BNPB

Selasa, 19 Maret 2019 - 12:23 | 70.73k
Kondisi banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua. (KOMPAS.com/DHIAS SUWANDI)
Kondisi banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua. (KOMPAS.com/DHIAS SUWANDI)

TIMESINDONESIA, SENTANIBanjir bandang yang menerjang Sentani, Jayapura, Provinsi Papua telah menimbulkan korban jiwa mencapai 79 orang. Sedangkan 43 orang masih belum ditemukan. Apa yang menyebabkan terjadinya banjir bandang di Sentani? 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan penyebab peristiwa yang terjadi pada Sabtu (16/3/2019) malam itu.

Dalam paparannya Sutopo menyebutkan, saat itu terjadi cuaca hujan ekstrem, dengan curah hujan mencapai 248,5 milimeter.

"Kategori ekstrem, 248 rata-rata turunnya satu bulan tapi ini berlangsung 7 jam, mulai pukul 5 sore hingga 12 malam," ujarnya.

Hujan lebat itu menyebabkan debit air di bagian hulu meningkat drastis. Kondisi itu didukung dengan topografi di bagian hulu agak curam, sedangkan di bagian hilir datar - landai. Hal lainnya, batuan penyusun di hulu adalah remah (mudah tererosi).

Terjadinya longsor, kata dia, karena proses alami di wilayah timur Sentani dan membentuk bendung alami yang jebol ketika hujan ekstrem.

Faktor kerusakan hutan juga menjadi penyebab banjir bandang di Sentani. Disebutkan, perambahan cagar alam di Pegunungan Cycloop oleh 753 KK atau 43.030 orang yang terjadi sejak tahun 2003.

Sementara, daerah tangkapan air (DTA) banjir seluas 2.415 hektare digunakan sebagai lahan permukiman dan pertanian lahan kering. 

Ditambah lagi warga melakukan penebangan pohon untuk pembukaan lahan, kebutuhan kayu. Belum lagi untuk galian tambang C. 

"Jadi penyebabnya ada dua yakni kombinasi faktor alam dan faktor ulah manusia," ujar Sutopo.

Sutopo menyampaikan, lokasi titik banjir bandang di 9 kelurahan di Kecamatan Sentani, Jayapura, Provinsi Papua, merupakan dataran aluvial dan berdekatan dengan lereng kaki (floot slope) sehingga secara geomorfologis merupakan sisten lahan yang tergenang (inundated land system). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES