Peristiwa Nasional

Banser Jatim: Saya Ma'afkan atas Kekhilafan Tirto.id

Selasa, 19 Maret 2019 - 11:53 | 63.09k
Sekretaris Bidang Kerjasama Satkolwil Banser Jawa Timur, Abdul Rasyid, menunjukkan meme yang dibuat tirto.id. (FOTO: Istimewa)
Sekretaris Bidang Kerjasama Satkolwil Banser Jawa Timur, Abdul Rasyid, menunjukkan meme yang dibuat tirto.id. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, SURABAYABanser Jawa Timur memaafkan media online Tirto.id, dan akan mencabut pengaduan di Subdit V Siber Crime Dirreskrimsus Polda Jatim. Pihaknya berharap, hal tersebut segera ditindaklanjuti oleh Dewan Pers, dan semoga pihak dapat mengambil hikmah dari peristiwa Tirto.id atau @TirtoID tersebut.

Memaafkan tirto,id itu disampaikan Sekretaris Bidang Kerjasama Satkolwil Banser Jawa Timur, Abdul Rasyid, seperti dalam rilis yang diterima TIMES Indonesia, Selasa (19/3/2019).

Dalam rilis tersebut menyampaikan “Permohonan ma'af tirto.id/@TirtoID saya ma'afkan atas kekhilafannya. Agar tidak ada kata benci, hoaks, dan fitnah sesama anak bangsa di NKRI tercinta," katanya.

Selain itu, dalam rilis itu juga dijabarkan bahwa “Melawan Hoaks dan Fitnah adalah Kewajiban”. Apa yang dilakukan Banser Jatim kata Abdul Rasyid, pada tanggal 18 Maret 2019, dengan berkonsultasi dan membuat pengaduan kepada Subdit V Siber Crime Dirreskrimsus Polda Jatim, atas dugaan tindak pidana pelanggaran UU ITE.

Dia menilai bahwa yang dilakukan tirto.id laman twitter @TirtoID pada tanggal 17 Maret 2019 dengan meng-update "tulisan dengan gambar KH Ma'ruf Amin, konten isinya humor/guyonan tetapi isinya melanggar norma dan etika" adalah tindakan dan perbuatan menciderai KH Ma'ruf Amin dan melukai Nahdlatul Ulama secara Organisasi yang dicintai warga nahdliyin meskipun sudah dihapus, diralat, dan meminta ma'af di akun tirto.id/@TirtoID.

“Sebagai bentuk tanggungjawab saya sebagai warga negara Indonesia dan kader GP Ansor dan Banser, demi menjaga keberlangsungan beragama, berbangsa, dan bernegara, maka langkah dan upaya yang saya ikhtiarkan berprinsip pada qaidah ushuliyah "dar'ul mafaasid muqoddamun 'ala jalbil mashoolih" (mencegah kerusakan lebih utama daripada mendatangkan kemashlahatan).

Menurut Abdul Rasyid, ujaran kebencian, hoaks dan fitnah dapat memecah belah persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. Dari itu, adalah kewajiban bagi seluruh komponen anak bangsa untuk menangkal dan melawannya demi menjaga keutuhan NKRI.

Musuh warga Indonesia saat ini katanya bukan sekedar urusan Pilpres 2019 yang dijadikan ajang dukung mendukung membabi buta tanpa norma tanpa etika dengan membuat narasi agar calon yang didukung menang dalam kontestasi.

“Tapi musuh kita yang sebenarnya adalah mereka yang memecah belah Ukhwah Nahdliyah, Ukhwah Islamiyah, Ukhwah Insaniyah, dan Ukhwah Wathoniyah. Yang lebih jahat dan lebih kejam lagi, mereka dengan sengaja menebar hoaks dan fitnah sebagai cara untuk melecehkan para kiai-kiai, para ulama, dan para habaib yang konsisten menegakkan dan membumikan Islam Aswaja An-Nahdliyah yang selaras dengan Pancasila, UUD45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika dengan bersembunyi di balik perhelatan Pilpres 2019,” tegasnya.

Melalui tabayun dan klarifikasi ini beber Abdul Rasyid, pihaknya telah memaafkan tirto.id/@TirtoID. “Karena anjuran para kiai, jika pelaku telah meminta maaf, maka saya berkewajiban juga untuk memaafkan, saya akan mencabut pengaduan Subdit V Siber Crime Dirreskrimsus Polda Jatim,” katanya.

Semoga harap Abdul Rasyid, hal tersebut segera ditindaklanjuti oleh Dewan Pers, dan semoga semua pihak dapat mengambil hikmah yang bermanfaat atas peristiwa tirto.id atau @TirtoID.

Dari kasus tirto.id itu katanya, memberikan pembelajaran dan pemahaman kepada semua warga masyarakat dan atau media apapun, agar selalu berhati-hati dalam menggunakan Media Sosial, agar tidak terjebak pada ujaran kebencian, sara, hoax dan fitnah.

“Meberikan efek jera kepada siapapun dan atas nama apapun tentang pelanggaran tindak pidana UU ITE, agar dikemudian hari hal-hal tersebut itu tidak terulang kembali,” jelasnya.

Semua pihak diharapkan bijak dalam menyikapi segala hal. Apalagi yang menyangkut keberlangsungan dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara di NKRI kedepankanlah saling hormat menghormati setiap perbedaan yang ada, tanpa adanya ujaran kebencian, tanpa adanya SARA, tanpa adanya hoaks dan fitnah yang dapat memecah belah persaudaraan dan persatuan sesama anak bangsa.

“Dengan tabayun dan klarifikasi ini, semoga Republik Indonesia yang kita cintai bersama ini, menjadi bangsa dan negara yang besar, maju, adil dalam kemakmuran dan Kesejahteraan, beradab dalam kehidupan sosial dan budaya, dengan selalu dan senantiasa mendapatkan bimbingan, pertolongan, rahmat, ampunan, dan ridha Allah SWT,” harap Abdul Rasyid.

Sementara itu, pihak tirto.id atas kasus Meme Pilpres yang dibuat Tirto.id, yang menuai kritik dan kecaman dari netizen, Pemred Tirto.id, Sapto Anggoro sudah mengakui telah melakukan kesalahan dan meminta maaf ke publik. "Kami melakukan kesalahan fatal, secara gegabah memotong sebuah kalimat," ucap Sapto dalam rilisnya.

"Sekali lagi, kami meminta maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan (atas meme Pilpres ini), juga kepada para pembaca sekalian. Mekanisme internal sedang dilakukan untuk memperbaiki dan menindaklanjuti kesalahan fatal ini," tandas Sapto Anggoro. Berita permintaan maaf tirto.id klik disini(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES