Peristiwa Daerah

Tebing di Kompleks Makam Raja-Raja Mataram Longsor, 3 Orang Dikabarkan Hilang

Senin, 18 Maret 2019 - 15:23 | 206.26k
Sebuah tebing di makam ra-raja Mataram yang mengalami longsor. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
Sebuah tebing di makam ra-raja Mataram yang mengalami longsor. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Hujan deras yang mengguyur wilayah Yogyakarta, Minggu (17/3/2019) membuat banjir dan tanah longsor. Salah satu lokasi tebing yang mengalami longsor berada di kawasan makam raja-raja Mataram di Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul.

“Tebing di makam raja-raja Imogiri ada yang longsor,” kata Kepala BPBD kabupaten Bantul Dwi Daryanto, Senin (18/3/2019).

Makam-Raja.jpg

Lokasi longsor itu berada di sisi paling timur kompleks makam raja-raja Mataram. Yakni seputaran komplek pemakaman yang nantinya akan diperuntukan buat Sri Sultan Hamengku Buwono X, dengan lonsoran ke arah selatan.

Dalam catatan TIMES Indonesia, untuk membangun komplek makam Sri HB X tersebut dahulu menelan dana Rp 5,9 miliar. Proyek pengerjaannya dilakukan oleh PT Asti Wijaya.

Semula, direncanakan awal tahun 2016 makam tersebut sudah harus selesai. Namun, akibat tingginya curah hujan saat itu, komplek makam yang baru dibangun ini longsor ke arah utara. PT Asti Wijaya juga yang lantas memperbaiki dengan pengerjaan tahap kedua.

Banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Bantul juga membuat tiga orang warga di Kecamatan Imogiri hilang. Tiga orang itu adalah Eko Supatmi, warga Pajimatan RT 02 Kedungbuweng Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri dan tetangganya Rusti. Beredar kabar, seorang korban lagi masih dalam pencarian namun identitasnya belum diketahui.

“Yang meninggal dunia ada 2 orang,” jelas Dwi.

BPBD dan tim Tagana juga tengah melakukan upaya pencarian terhadap 3 korban yang dikabarkan hilang akibat longsor. Ketiganya menjadi korban kelongsoran di Dusun Kedung luweng Desa wukirsari Kecamatan Imogiri Minggu sore (17/3/2019).

Saat ini, ada ratusan pengungsi yang berada di beberapa titik para pengungsi tersebut. Mereka membutuhkan bantuan makanan serta peralatan untuk mandi dan cuci ataupun memasak. Sebagian juga butuh pakaian pantas pakai serta selimut.

“Kita berusaha keras melakukan evakuasi,” jelas Dwi.

Sriyanto, 49 tahun, seorang warga Imogiri mengatakan, Minggu kemarin ketinggian air di titik tersebut lebih dari satu meter. Itu luapan dari Sungai Celeng. Sungai celeng sendiri mengalir menuju sungai opak.

Ukurannya relatif kecil, lebar tidak sampai lima meter bahkan keseharianya bisa dikatakan seperti sungai kering. Namun, semalam sungai meluap ke jalanan dan perkampungan sekitar akibat tidak bisa menampung besarnya debit air. Akibatnya, beberapa warga di ungsikan ke tempat yang aman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES