Ekonomi

Per Maret, Pengguna Aplikasi Lamikro Capai 10 Ribu dan Bakal Terus Bertambah

Minggu, 17 Maret 2019 - 19:56 | 70.59k
Asdep Kewirausahaan pada Deputi Bidang Pengembangan SDM, Kemenkop UKM, Budi Mustopo saat mengisi Pelatihan GKN di Bogor (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)
Asdep Kewirausahaan pada Deputi Bidang Pengembangan SDM, Kemenkop UKM, Budi Mustopo saat mengisi Pelatihan GKN di Bogor (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan hingga Maret 2019, Pelaku usaha mikro yang telah menggunakan aplikasi Lamikro (Laporan Akuntansi Usaha Mikro) telah mencapai 10.023.

Pengguna Aplikasi ini diyakini bakal terus bertambah seiring dengan sosialisasi dan pelatihan yang bakal intens dilakukan oleh Kemenkop dan UKM.

Kemenkop dan UKM sendiri menargetkan hingga akhir tahun 2019 pelaku usaha mikro yang menggunakan aplikasi tersebut bisa mencapai 16 - 20 Ribu.

Diketahui, Lamikro merupakan sebuah Aplikasi yang bisa didownload secara gratis dan dibuat dengan berbagai kemudahan dan fleksibilitas untuk digunakan pelaku usaha mikro.

Selain itu, Lamikro merupakan aplikasi pembukuan akuntansi sederhana untuk usaha mikro yang bisa digunakan melalui smartphone dengan sistem operasi Android. 

Jadi, mengembangkan bisnis dengan menggunakan Lamikro sudah sangat diharuskan. tujuannya agar para pengguna dalam hal ini para penggerak UKM mikro seluruh Indonesia dapat memonitoring aktfitas keuangan UKM mereka.

Pertama kali Lamikro diluncurkan pada Oktober 2017 oleh Kemenkop dan UKM bekerja sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Asdep Kewirausahaan pada Deputi Bidang Pengembangan SDM, Kemenkop UKM, Budi Mustopo mengatakan untuk mencapai target tersebut pihaknya menggandeng para wirausaha pemula yang sukses untuk mensosialisasikan Lamikro kepada para pelaku usaha mikro.

“Para wirausaha pemula tersebut mereka yang tergabung dalam Himpunan Gerakan Kewirausahaan yang telah menggunakan aplikasi Lamikro,” kata Budi pada acara Pelatihan Bidang Kewirausahaan Malalui GKN bagi Organisasi Masyarakat di Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/3/2019).

Selain itu lanjut Budi, pihaknya menggandeng UPT (Unit Pengelola Kegiatan Keuangan (UPK) di kecamatan-kecamatan di Tanah Air. Para UPK tidak hanya mensosialisasi Lamikro, melainkan juga membina pelaku usaha mikro di daerahnya.

Kegiatan sosialisasi Lamikro telah mendapatkan dukungan dari perbankan khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Saat ini sudah ada 10 BPR di Provinsi Jawa Timur yang bersedia mensosialisasikan aplikasi Lamikro kepada nasabahnya. Dalam waktu BPR Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten juga bakal menyusul. 

“Kami juga memanfaatkan para pendamping UKM yang telah mengikuti pelatihan aplikasi Lamikro untuk mensosialisasikan kepada para UKM binanannya,” pungkas Budi. 

Pakar IT dari PT Karl Wig, Ludo Lustrous mengatakan penting bagi pelaku usaha mikro untuk memanfaatkan aplikasi Lamikro dalam melakukan pencatatan keuangan. Kalau biasanya keuangan ditulis di buku, lewat Lamikro para pelaku usaha bisa  mencatatnya via ponsel pintar. 

Dia menjelaskan Lamikro merupakan aplikasi pencatatan keuangan versi digital yang sudah mengikuti standar akuntansi keuangan. Lamikro juga sudah terverifikasi oleh Ikatan Akuntan Indonesia sehingga sangat bagus digunakan oleh para pelaku usaha mikro. 

“Lamikro sifatnya gratis alias tidak bayar. Ukuran filenya pun kecil, jadi nggak akan menghabiskan kuota. Bahkan kalau di daerah pinggiran tetap masih bisa dipakai sekalipun HP-nya jadul masih bisa pakai lancar,” ujar Ludo.

Di tempat yang sama, CEO Rubelon.com, Syarif Hidayat menambahkan berkembangnya teknologi digital yang demikian cepatnya menjadi sebuah peluang bisnis bagi banyak pihak untuk menciptakan tren bisnis-bisnis baru. 

“Perubahan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat ini, selain bagi para pebisnis, para penggunapun harus bisa menyikapi perubahan tersebut dengan sangat cepat,” kata Syarif.

Menurut dia, hal tersebut disebabkan oleh adanya permasalahan di dunia digital yang tidak selalu sama jika tidak diselesaikan dengan cepat. Terutama bagi dunia bisnis, mulai dari usaha mikro, kecil hingga besar sekalipun.

“Perubahan inilah yang kemudian disebut revolusi industri 4.0, yang menuntut semua pelaku usaha untuk cepat mencari solusi atas masalah yang terjadi pada saat ini,” tandasnya.

Dia melanjutkan bahwa respons industri ke arah dunia digital ini banyak yang dilalui, mulai dengan munculnya para pemanfaatan internet menyampaikan informasi, usaha berbasis online, startup digital berbasis aplikasi, hingga munculnya para raksasa unicorn.

Aplikasi Lamikro sebagai salah satu bentuk nyata pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM dalam merespons industri dunia digital 4.0 tersebut. Apalagi kata dia, Aplikasi Lamikro yang bisa digunakan melalui smartphone dengan sistem operasi Android sangat mudah digunakan. 

“Dan merupakan salah satu solusi dari permasalah-permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha mikro dalam melakukan pembukuan keuangan usahanya,” ujar dia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES