Peristiwa Daerah

Nasi Tumpeng Warnai Deklarasi Forum Kiai Tahlil Purbalingga 

Minggu, 17 Maret 2019 - 12:18 | 136.29k
Acara potong tumpeng diacara deklarasi Forum Kiai Tahlil (FKT) Kordinator Kabupaten Purbalingga (FOTO: Sinnangga Angga/TIMES Indonesia)
Acara potong tumpeng diacara deklarasi Forum Kiai Tahlil (FKT) Kordinator Kabupaten Purbalingga (FOTO: Sinnangga Angga/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PURBALINGGA – Sejumlah nasi tumpeng berderet tersaji di depan panggung deklarasi Forum Kiai Tahlil (FKT) Kabupaten Purbalinga, Jawa Tengah.

Nasi tumpeng tersebut dibuat oleh masing-masing kelompok dari berbagai daerah di Purbalibgga, sebagai sajian makan para pengunjung deklarasi FKT di Gedung Sarwa Guna Purbalingga, Sabtu (16/3/2019) kemarin.

Ketua FKT Kordinator Kabupaten Purbalingga, Suhedi, mengatakan sajian nasi tumpeng bertujuan sebagai menu makan para pengunjung. Dan untuk melestarikan budaya makan bersama ala masyarakat di Jawa,

"Sajian nasi tumpeng merupakan tradisi sajian ketika menggelar selamatan bagi masyarakat di Jawa, utamanya yang beragama Islam. Jadi tujuan disajikanya tumpeng pada acara ini disamping sebagai sajian makan juga bertujuan melestarikan budaya makan bersama yang bermakna satu kesatuan, tidak ada perbedaan," katanya kepada TIMES Indonesia, Minggu (17/3/2019).

Sedang tujuan deklarasi FKT Kabupaten Purbalingga, lanjutnya adalah disamping menjaga eksistensi budaya amaliah nahdliyin yang sudah menyatu di tubuh nahdliyin, juga menjadi washilah para Kiai dan Ulama untuk menjaga NKRI.

"Dengan washilah Kiai Tahlil, kami siap menjalankan amanah Kiai Maimun Zubair, Gus Mustofa Bisyri, Habib Lutfi Bin Yahya dan Gus Hayat untuk memakmurkan masjid dengan tahlil, membentengi dari pengaruh radikalisme dan menjaga NKRI," katanya.

Senada dengan Suhedi, kordinator pusat FKT, Hayatul Makky (Gus Hayat), mengatakan terbentuknya FKT salah satunya adalah untuk menyatukan kembali warga Nahdliyin agar tetap menjaga NKRI yang bersatu, berdaulat, berazazkan Pancasila.

"Tujuan utamanya FKT itu, untuk menjaga agar warga nahdliyin menjaga satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Yaitu Indonesia," katanya.

Sedangkan tahlil, lanjut, Gus Hayat adalah tradisi warga Nahdliyin yang sudah turun temurun dilakukan sebagai media pernyataaan sikap untuk berkesaksian bahwa Tuhan itu satu.

Usai dilakukan deklarasi Forum Kiai Tahlil Kordinator Kabupaten Purbalingga, acara dilanjutkan pemotongan nasi tumpeng yang kemudian dibagikan ke seluruh pengunjung untuk dinikmati bersama-sama. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : Purbalingga TIMES

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES