Peristiwa Nasional

Pengamat: Hoaks Jelang Pemilu 2019 Residu Pemilu Sebelumnya

Sabtu, 16 Maret 2019 - 19:42 | 57.50k
Diskusi publik di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3/2019) (Foto: Rahmi/TIMES Indonesia)
Diskusi publik di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3/2019) (Foto: Rahmi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengamat Komunikasi Politik Karyono Wibowo menyebut, hoaks yang semakin marak jelang Pemilu 2019 merupakan residu dari pemilu sebelumnya. Pasalnya, pada pemilu 2014 silam, masyarakat juga disuguhi ragam kabar bohong yang cukup menaikkan tensi politik.

"Banyaknya hoaks yang tersebar menyebabkan masyarakat terpolarisasi. Kalau dibiarkan, maka bisa terjadi disintegrasi. Apa yang terjadi di pemilu 2019 merupakan residu pemilu 2014," ungkapnya dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3/2019).

Kendati begitu, Karyono menilai hoaks di Pemilu 2019 semakin meningkat. Menurutnya, ada korelasi yang sangat kuat antara hoaks dengan kepentingan politik saat ini.

Selain itu, terkait dengan strategi kampanye, Karyono mengungkap ada dua strategi yang kerap diusung pelaku politik. Yakni kampanye hitam dan negatif serta kampanye positif.

"Kampanye hitam kerap digunakan ketika posisi kandidat berada di posisi yang kalah dan nyaris kalah. Kampanye hitam itu tidak disertai dengan bukti dan data yang bisa dipertanggungjawabkan," tukasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Karo Multimedia Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Budi Setiawan mengatakan, hoaks berkembang secara masif melalui sosial media (medsos) dan didukung dengan adanya perkembangan teknologi.

"Medsos itu yang banyak disalahgunakan (jelang pemilu 2019) dengan ujaran kebencian, politisasi sara dan hoaks," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES