Peristiwa Nasional

Soal Trisakti, Ini Catatan Rizal Ramli Terhadap Pemerintahan Jokowi-JK

Jumat, 15 Maret 2019 - 23:57 | 163.94k
Rizal Ramli di Universitas Muhammadiyah Semarang, Jumat (15/3/2019). (Foto: Istimewa)
Rizal Ramli di Universitas Muhammadiyah Semarang, Jumat (15/3/2019). (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Ekonom senior, Rizal Ramli menilai, hingga menjelang berakhirnya masa jabatan Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wapres RI, belum ada satu pun program kerja yang selaras dengan ideologi bangsa dan ajaran Trisakti.

Rizal Ramli mengungkapkan bahwa dirinya kerap memberikan saran dan masukan kepada Jokowi soal dampak buruk paham neoliberalisme, neokapitalisme, dan neokolonialisme terhadap negeri ini. Namun, ungkap Rizal, tak ada satu-pun nasihat dan masukan yang dilakukan.

Ironisnya, sambung Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid yang pernah sukses mengurangi utang luar negeri itu, pemerintahan Jokowi-JK sudah melenceng jauh dari ajaran Trisakti.

“Presiden Widodo, di mana program kerja mu yang selaras Trisakti?" kata Rizal Ramli di Universitas Muhammadiyah Semarang, Jumat (15/3/2019).

Misalnya, dalam konteks berdikari di bidang ekonomi sebagaimana yang termaktub dalam Trisakti, Rizal berpendapat, kebijakan pemerintah justru jauh panggang dari api. Salah satunya, lebih mengutamakan impor komoditi ketimbang produk petani di tanah air.

"Bagaimana bisa, lagi enak-enaknya panen, pemerintah impor beras, garam dan gula. Apa nggak mikir dampaknya terhadap kehidupan mereka (petani)? Sudahlah rakyat sudah sadar," tegas Rizal Ramli.

Kemudian, imbuh Rizal, terkait dengan berdaulat di bidang politik, kebijakan pemerintahan malah condong ke Tiongkok yang tak sesuai dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.

Menurutnya, politik luar negeri yang bebas dan aktif ini seharusnya membuat Bangsa ini berhak menentukan arah, sikap, dan keinginannya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Sehingga arah kebijakan pemerintah tidak bisa dipengaruhi kebijakan politik luar negeri negara lain.

"Saya mohon maaf, hari ini pemerintahan Pak Widodo (Jokowi) makin lama makin condong ke China (Tiongkok)," tegas Rizal Ramli.

"Kita memang harus bersahabat dengan China, karena negara besar. Namun banyak dari kebijakan yang sangat condong untuk China. Itulah kenapa kita memerlukan perubahan, untuk mengembalikan maksud dan tujuan dari UUD kita. Bahwa Indonesia di kawasan ini harus netral, bebas aktif memperjuangkan perdamaian dan prosperity,” tutur Rizal Ramli.

Makanya, masih kata Rizal Ramli, capres yang layak dipilih di Pilpres 2019 nanti adalah sosok yang punya komitmen dalam menjalankan program yang selaras dengan Trisakti untuk kepentingan rakyat semata.

"Bagaimana bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperhatikan nasib pendidikan kita, menjaga budaya kita agar tetap dipandang dunia internasional. Ya intinya bagaimana menjaga Trisakti," tandas Rizal Ramli. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES