Peristiwa Daerah

Suhu Pemilu 2019 Mulai Memanas, Sotresno Bachir Turun Gunung

Jumat, 15 Maret 2019 - 16:53 | 35.63k
Soetrisno Bachir, usai menjadi pembicara dalam dialog Ekonomi Umat dengan tema Memperkuat UMKM dan Generasi Milenial Muhammadiyah untuk Indonesia Berkemajuan, di Gedung Olahraga (GOR) Lamongan, Jumat (15/03/2019). (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)
Soetrisno Bachir, usai menjadi pembicara dalam dialog Ekonomi Umat dengan tema Memperkuat UMKM dan Generasi Milenial Muhammadiyah untuk Indonesia Berkemajuan, di Gedung Olahraga (GOR) Lamongan, Jumat (15/03/2019). (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGANSoetrisno Bachir, Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) RI, melihat bahwa kontestasi politik di Pemilu 2019 sudah terlalu panas. Untuk itu, pria yang juga mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini turun gunung untuk mendinginkan suasana.

"Saya memang berada di kubu pak Jokowi, tapi kalau saya turun gunung itu bukan untuk menambah panas suasana, tapi justru mendinginkan suasana," kata Soetrisno Bachir, usai menjadi pembicara dalam dialog Ekonomi Umat dengan tema Memperkuat UMKM dan Generasi Milenial Muhammadiyah untuk Indonesia Berkemajuan di Gedung Olahraga (GOR) Lamongan, Jumat (15/03/2019).

Ia mengajak kepada seluruh warga Muhammadiyah dan NU, khususnya di Lamongan agar tetap damai, ditengah memanasnya situasi politik jelang Pemilu 2019.

"Jadi saya akan keliling, bukan hanya di kalangan Muhammadiyah saja, tapi di Kalangan umat, yaitu di Muhammadiyah dan NU, karena mainstream umat islam itu NU dan Muhammadiyah," tuturnya.

Menurut Soetrisno, beda pilihan dalam pemilu itu wajar, sebab pesta demokrasi yang dihelat lima tahun sekali ini merupakan ajang berdemokrasi dalam memilih pemimpin, bukan untuk saling bermusuhan.

"Nah NU dan Muhammadiyah ini harus tetap solid sebagai gerbong besar bangsa Indonesia," uacapnya.

Soetrisno juga mengatakan, kedua ormas besar harus saling bersatu demi terwujudnya bangsa Indonesia yang berkemajuan.

"Mangkanya kan ada istilahnya NU itu berwawasan Nusantara, sedangkan Muhammadiyah berkemajuan, nah gerbong ini akan membawa bangsa ini maju secara global, tapi tetap berpijak pada nilai-nilai budaya dan bangsa kita," ujarnya.

Ia pun yakin, kalau kedua organisasi Islam di Indonesia ini, Muhammadiyah dan NU bisa bersatu, bangsa Indonesia tidak akan mudah terpecah belah dan semakin kuat, meskipun pada anggotanya beda pilihan.

"Saya bisa berbicara seperti ini karena Bapak saya adalah seorang tokoh NU sedangkan ibu saya adalah orang Muhammadiyah, mereka bersatu dan saling menguatkan," kata Soetrisno Bachir, yang berharap suhu politik jelang Pemilu 2019 tetap dingin. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES