Peristiwa Daerah

Forum Komunikasi Angkatan '66 Kritisi Kondisi Bangsa, Ini Tanggapan Max Sopacua

Jumat, 15 Maret 2019 - 10:19 | 72.68k
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga aktivis Angkatan '66 Max Sopacua (FOTO: Istimewa)
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga aktivis Angkatan '66 Max Sopacua (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua menyambut gembira sikap kritis yang disampaikan Forum Angkatan '66 (FKA '66) menyikapi kondisi bangsa terutama menjelang Pemilu 2019. Eksponen Angkatan '66 yang dulu menumbangkan Orde Lama muncul dan kembali bersuara karena melihat ada yang tidak beres dengan negara saat ini.

"Saya gembira munculnya kawan-kawan FKA '66 yang ikut mengkritisi situasi bangsa dan negara menjelang Pemilu," kata Max Sopacua dalam pernyataan kepada TIMES Indonesia di Jakarta, Jumat (15/3/2019).

Seperti diberitakan sebelumnya sejumlah eksponen Angkatan '66 yang tergabung dalam Forum Komunikasi Angkatan '66 menggelar jumpa pers di Pulau Dua Senayan.

Ketua FKA '66 Deddy Abdul Qadir Baadilla dan Sekretaris FKA '66 Muslim Lubis menyatakan sikap didampingi sejumlah Angkatan '66 lain di antaranya Umri Nasution, Suharsyah M. Idji, Uke Soekotjo, Abdul Muin, Rasyid Emilie dan Lucie Basuki.

Max Sopacua yang juga aktivis Angkatan '66, melihat munculnya FKA '66 sebagai sebuah kebangkitan politik pejuang Angkatan '66 yang sangat terkenal dengan Tritura.

"Saya melihatnya sebagai sebuah kebangkitan pejuang Angkatan '66 yang pernah menumbangkan dominasi Orde Lama dan mencetuskan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat)," kata Max Sopacua.

"Kemunculan FKA '66 di tengah demamnya era melinial membuat predikat stake holder bangsa ini tidak hilang karena ditelan masa," tambah Max Sopacua.

Menurut Max Sopacua masih banyak tokoh-tokoh '66 yang masih eksis seperti  Fahmi Idris yang juga Ketua Dewan Kehotmatan Laskar Ampera Arif Rahman Hakim '66, Akbar Tandjung, Cosmas Bara, Theo Sambuaga, Sofjan Wanandi dan banyak lagi.

"Sampai kini mereka berkarier di bidang masing-masing dan predikat pejuang '66 tetap melakat di dalam sanubarinya," kata Max Sopacua.

Munculnya kembali FKA '66 dalam situasi politik yang memanas seperti sekarang ini, kata Max Sopacua sebagai sebuah terobosan. Selain masih eksis, mereka juga masih kritis untuk mengoreksi sejumlah ketimpangan di negara ini.

"Mereka masih mendukung pemerintah sekaligus mengoreksi kebijakan-kebijakan pemerintah untuk rakyat," ujarnya.

Tritura, kata Max Sopacua masih tetap relevan untuk terus digaungkan dan mengoreksi kebijakan-kebijakan pemerintah yang menyimpang.

"Hendaknya FKA '66 harus konsen dalam mengaplikasikan Tritura tersebut. Dua tuntutan dalam Tritura masih sangat relevan di suport oleh FKA '66 yaitu Bubarkan PKI dan Turunkan Harga.  Ini harus tetap diperjuangkan karena belum selesai," terang mantan Ketua Komisi IX DPR ini.

Kemunculan kembali FKA '66, sambung Max Sopacua, membuktikan bahwa  mereka tetap eksis di usia senja. Mereka tidak berleha-leha melihat penderitaan rakyat.

"Umur adalah soal angka  dan semangat berjuang di mana pun berada harus terus menggelora. Age is only a number and the strugle always go on," kata Max Sopacua yang juga caleg Demokrat daerah pemilihan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Saya meyakini kenapa Forum Komunikasi Angkatan '66 ini turun ke gelanggang karena situasi sekarang mirip dengan peristiwa yang kita alami dulu," tutur Max Sopacua(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES