Kopi TIMES

Kecakapan Manajemen Diri

Selasa, 05 Maret 2019 - 12:35 | 117.51k
Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat.
Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat.

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Setiap individu memiliki self concept, self image, self identity dan self esteem. Inilah yang harus diupayakan dan dijaga. Sehingga, individu itu eksis. Individu itu fungsional, trusted, credible, responsible, balanced, and civilized.

Banyak tantangan yang menghadang laju tumbuh dan kembang individu. Jika individu tidak memiliki kecakapan untuk hadir dan survive, maka terjadi banishing dan bankrut terutama di era global.

Bila individu memiliki daya saing, dobrak dan daya juang, Insya Allah individu berpotensi akan jadi champion. Untuk meraih kesuksesan sangat dibutuhkan instrumen. Salah satunya kecakapan Manajemen Diri.

Individu yang memiliki kecakapan manajemen diri yang baik, cenderung berintegritas, tidak munafik/hipokrit, dan trusted. Manajemen diri yang baik mampu berkontribusi menjadikan diri sebagai anggota yang baik, tidak trouble maker.

Menjadi salah satu anggota yang baik merupakan modal penting menjadi pemimpin yang baik dan sukses.

Jadi, starting point untuk menjadi pemimpin yang baik dan sukses, seharusnya diawali dengan keberhasilan memanaj diri sendiri dengan baik, berlanjut menjadi anggota yang baik. Setelah itu diharapkan berpotensi dan ambil peluang menjadi pimpinan yang baik dan sukses.

Dalam perspektif psikologis, manajemen diri dapat diwujudkan dengan berbagai hal. Yaitu, (1) manajemen stress, (2) manajemen waktu, (3) mengorganisasikan keterampilan, (4) pemecahan masalah, (5) keterampilan membuat keputusan, (6) kepercayaan diri, dan (7) perlindungan diri.

Individu yang mampu mengimplementasikan ketujuh kecakapan ini terutama dalam mengemban amanah di suatu institusi berpotensi untuk sukses.

Keberhasilannya sangat ditentukan oleh komitmen dan disiplin serta kualitas keterlibatan semua stakeholder untuk sukseskan amanat ummat. Pengendalian dan pengarahan diri melalui pemanfaatan SQ, EQ, dan IQ secara integratif sangat penting untuk mantapkan manajemen diri.

Dalam perspektif Islam, sangat disadari bahwa anugerah dari Allah terhadap manusia dengan potensi material dan spiritual, wajib dimanaj secara bertanggung jawa.

Manajemen diri lebih diarahkan yaitu (1) memantapkan iman untuk teguh sebagai kompas hidup (menjaga aqidah), 2) menjaga ibadah khas secara istiqamah (mengamalkan syari’ah Islam), (3) mewarnai perilaku dengan akhlaqul karimah (mengamalkan ihsan), (4) mewujudkan kemaslahatan untuk semua (misi kekhalifahan), dan (5) menjaga lingkungan dari kerusakan (misi ekologis dan sustainabilitas).

Perhatikan, Quu anfusakum wa ahliikum naaraa. (QS, At Tahrim:6). Ayat ini mensiratkan betapa kita wajib tunjukkan manajemen diri itu suatu yang utama dalam Islam. Seluruh aspek kehidupan individu dalam kehidupan dalam konteks apapun tidak bisa dinafikan dari Spirit Al Qur-an dan Al Hadits. Karena itulah spirit ini sangat mewarnai kecakapan manajemen diri.

John Angles (2016) mengemukakan, bahwa ada empat tantangan manajemen diri. Pertama, menolak ketidaknyaman, merasa takut terhadap penolakan justru mengarah penolakan.

Kedua, keasyikan yang berlebihan dengan musuh, kemampuan merespon musuh lebih penting daripada melihat sosok musuh sendiri.

Ketiga, mencari jalan yang mudah dalam menghargai kemajuan. Jika bepergian melalui travel berbiaya murah, maka biaya moral dan emosional rendah (siap gampang marah). Keempat, hubungan dangkal, tantangan terbesar manajemen diri adalah ketidakmampuan membangun koneksi antara keluarga dan institusi/perusahaan.

Hubungan personal dan informal perlu dibangun untuk hindari kesalahpahaman. Tantangan ini menuntut kreativitas, sehingga dapat menemukan solusi yg terbaik. Bagaimana manajemen diri memberikan kontribusinya.

Akhirnya bahwa untuk bisa eksis, fungsional dan survive dalam kehidupan kita, kita harus menjadi subjek. Kecakapan manajemen diri perlu kita wujudkan optimal.

Manajemen diri sebagai hamba Allah SWT dan sebagai khalifah di atas bumi. Semoga amanah untuk menjaga diri di hadapan Allah SWT bisa kita tunjukkan dengan baik. (*)

*) Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES