Ekonomi

GIC Trade Solusi Tekan Kerugian di Pasar Forex

Jumat, 22 Februari 2019 - 18:23 | 410.14k
Peter Tandean, CEO GIC, Minggu (20/1/2019). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Peter Tandean, CEO GIC, Minggu (20/1/2019). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAGlobal Investa Capital Trade (GIC Trade) mengenalkan solusi revolusi industri dalam Pasar Forex dan komoditas di Surabaya, Minggu (20/1/2019).

Mengusung teknologi Blockchain, GIC diklaim mampu mengatasi berbagai masalah seperti slippage, biaya inap tinggi, spread yang besar serta komisi tinggi. Selain itu, juga berfungsi menekan kerugian di pasar Forex.

CEO-GIC2.jpg

“Resiko trading secara online kian besar lantaran banyak broker ilegal yang merugikan nasabah, kami menyediakan transparansi dan bebas biaya kepada para penggunanya,” terang Peter Tandean, CEO GIC saat dijumpai dalam GIC Road Show di Java Paragon, Surabaya, Minggu (20/1/2019).

Aplikasi GIC Trade mendapat sambutan baik dari Bapak Stephanus Paulus Lumintang, selaku Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta. GIC Trade bekerjasama dengan PT Trijaya Pratama Futures sebagai angota BBJ dan KBI yang resmi dan megikuti prosedur yang berlaku.

Oleh karena itu transaksi yang akan terjadi pada platform GIC Trade akan dicatatkan ke Bursa Berjangka Jakarta dan dilaporkan ke Kliring Berjangka Indonesia. Oleh sebab itu semua kegiatan dalam industri ini akan diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).

GIC Trade berbasis di Singapura dan memiliki mitra lokal yang berlisensi, saat ini tengah menjadi magnet bagi para trader dan market maker, dengan adanya transparansi serta sistem yang revolusioner. 

Integrasi teknologi Blockchain dan Metatrader 5 ini menawarkan aktivitas trading tanpa swap, tanpa komisi dan spread yang rendah. Selain itu, aplikasi ini memberikan opsi bagi trader untuk berganti posisi menjadi market maker bahkan dalam satu akun bisa mengambil posisi kedua nya selama memenuhi minimum Margin Requirement. 

“Hal ini memberikan peluang baru bagi para pengguna untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik dalam bertransaksi,” tandasnya.

Pada cara konvensional, untuk menjadi market maker, seseorang harus mendirikan sebuah perusahaan berlisensi dengan beberapa persyaratan yang panjang, dan pastinya harus memposisikan dana yang sangat besar untuk deposit, legalitas, operasional maupun harus mendapatkan persetujuan legal dari pemerintah. Namun belakangan teknologi Blockchain mampu meminimalisir hal tersebut.

Peter menambahkan, melalui fitur di GIC Trade, seseorang bisa menjadi market maker dengan modal yang sangat terjangkau.

“Teknologi Blockchain akan membawa revolusi pada industri trading,” paparnya.

GIC Trade merupakan plaform pertama dan satu satunya di Indonesia yang sangat memungkinkan terjadinya Peer-to- Peer Trading, di mana masyarakat sebagai Trader akan berhadapan langsung dengan masyarakat yang ambil peran sebagai market maker. 

Saat ini GIC terus melakukan penetrasi pasar dengan menggelar road show di beberapa kota besar di Indonesia untuk mengkampanyekan platform tersebut.

GIC Trade akan diluncurkan pada bulan April 2019 mendatang. Dalam program perkenalan platform GIC Trade kepada masyarakat luas, GIC Trade akan mengadakan Trading Competition 2019. 

Kompetisi ini bersifat eksklusif untuk para pelaku pasar forex di seluruh Indonesia, yang aktif bertransaksi dan ingin merasakan sensasi platform revolusioner GIC Trade yang berbasis Blockchain.

“Kompetisi diselenggarakan untuk menyaring trader handal dan profesional selama enam minggu,” tutup Peter. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES