Politik

Hoaks 'Pemimpin Negeri' Korbankan Rakyat

Sabtu, 16 Februari 2019 - 13:58 | 22.62k
Rizal Ramli (kiri). (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)
Rizal Ramli (kiri). (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pernyataan bohong yang dilakukan pemimpin bangsa atau pejabat publik akan berbeda dampaknya dengan pernyataan bohong yang dilakukan orang biasa. 

Sebab, apabila pemimpin bangsa atau pejabat publik itu menyampaikan kabar bohong (Hoaks), takyat Indonesia akan terkena dampaknya.

"Kebohongan pribadi korbannya adalah orang per orang. Kalau kebohongan publik korbannya adalah rakyat atau masyarakat," kata Ekonom senior Dr. Rizal Ramli di Kediamannya Jalan Bangka IX, Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (16/02/2019).

Rizal Ramli mencontohkan bagaimana pernyataan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) sebelum Pilpres 2014 yang bakal menghentikan Impor pangan apabila terpilih menjadi Presiden. Namun, kenyataannya, setelah Jokowi mendapatkan amanah menjadi Presiden. Jokowi malah melakukan impor pangan  yang mengakibatkan petani sengsara 

"Contoh: Berjanji akan stop impor pangan, ternyata malah impor jor-joran saat panen. Akibatnya rakyat petani dirugikan," katanya.

Selain Impor, kata Rizal Ramli, Presiden juga berjanji bakal membangun Industri Mobil Nasional 'Esemka', namun kenyataannya hingga kini tak kunjung terwujud.

"Berjanji akan bangun industri mobil nasional Esemka, ternyata tidak jadi. Akibatnya harapan dan kebanggaan publik hancur," ujar dia.

Kebohongan yang ketiga yakni soal Visi Misi Jokowi yang bakal menolak utang baru dan mengurangi utang luar negeri.

"Ternyata malah sebaliknya. utang luar negeri tahun 2014 Rp 3560 triliun saat ini bertambah menjadi Rp 5275 triliun," ujar dia.

Lantaran banyak janji - janji surga yang digaungkan Jokowi di Periode 2014, namun hingga kini tak kunjung terjadi. Rizal ramli pun mengajak masyarakat untuk menilai kebohongan - kebohongan yang digaungkan Jokowi 

"Dan kebohongan-kebohongan lainnya yang dapat diperiksa sendiri di jejak digital," katanya.

Jika pemimpin memiliki sejarah dan warna kebohongan, maka, yang bersangkutan tidak lagi memiliki kredibilitas untuk membuat janji-janji baru.

"Janji-janji baru untuk kedaulatan pangan dan kedaulatan keuangan tidak akan kredibel, karena pemimpin yang sudah sangat sering berbohong tidak layak untuk membuat janji baru," katanya.

Rizal menegaskan, Indonesia merupakan negara yang besar dan perlu pemimpin yang jujur dan berintegritas. 

"Kata-kata adalah ungkapan karakter, doa, dan harapan. Sulit bagi pemimpin yang tidak jujur untuk dapat dihormati di dalam maupun luar negeri," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES