Ekonomi

Soal Simulasi 12 Daerah Unggulkan Prabowo, Buikaff Nilai Hanya Angin Surga

Jumat, 15 Februari 2019 - 22:24 | 58.48k
Suasana diskusi Simulasi 12 Daerah, Angin Surga atau Ada Skenario Terselubung?, yang diinisiasi Buikaff di Mie Aceh Cikini Menteng Jakarta Pusat, Jumat (15/02/2019).(FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)
Suasana diskusi Simulasi 12 Daerah, Angin Surga atau Ada Skenario Terselubung?, yang diinisiasi Buikaff di Mie Aceh Cikini Menteng Jakarta Pusat, Jumat (15/02/2019).(FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Aktivis Barisan Umat Islam Kaffah (Buikaff) Akbar Maulana menilai ada pihak yang memberikan angin surga kepada paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto melalui Simulasi Pilpres 2019 yang digelar salah satu koran lokal dengan judul Jokowi kalah di 12 daerah.

Dalam simulasi yang digelar di 12 kota dan kabupaten di Jabar, Tanah Priangan masih menjadi lumbung suara Duet Prabowo-Sandi. Dua belas kota itu yakni, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Bandung, Cimahi, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Depok, Cianjur, Karawang, Purwakarta, Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi.

"Ada permainan framing seolah-olah No 02 unggul di 12 daerah, dan itu tidak bisa jadi jaminan. Ada yang beri angin surga supaya senang saja. APS (Asal Prabowo Senang)," kata dia dalam sebuah diskusi bertema "Simulasi 12 Daerah, Angin Surga atau Ada Skenario Terselubung ?" yang diinisiasi Buikaff di Mie Aceh Cikini Menteng Jakarta Pusat, Jumat (15/02/2019).

Bahkan, Maulana menduga ada skenario terselubung dibalik menaikkan elektabilitas pasangan duet Prabowo - Sandi melalui simulasi surat suara di 12 daerah tersebut. "Kasihan sebenarnya, janganlah kasih angin surga lagi ke pasangan 02. Justru ini menjatuhkan," katanya.

Sementara itu, Peneliti Formappi, Lucius Karus menilai bahwa judul berita yang menyebutkan simulasi di 12 daerah unggul Jokowi itu lebih ke arah framing. Lucius memprediksi hasil Pemilu 2019 tidak akan berbeda jauh dari hasil 2014.

"Ini jelas ada framing dan pengambilan judul ini sudah jelas ada skenario. Ada angin surga untuk Prabowo, dan sebenarnya ini peringatan khusus bagi Prabowo bahwa daerah itu sudah jelas pendukungnya dari 2014," ucap Lucius.

Senada dengan Lucius, Pengamat Politik IPI, Karyono Wibowo menilai bahwa simulasi 12 daerah tersebut tak menggambarkan hasil keseluruhan di Jawa Barat apalagi unggul di nasional. "Harusnya kan proporsional, harusnya dilakukan secara personal agar tidak bias pada segmen tertentu. Simulasi surat suara itu berpotensi bias pada segmen pemilih tertentu," kata Karyono.

Karyono menduga bahwa simulasi 12 daerah itu dilakukan di Kabupaten atau di daerah yang merupakan lumbung suara Prabowo sehingga hasilnya Prabowo Sandi unggul semua.

"Dilakukan sedemikian rupa untuk mempengaruhi opini publik seolah-olah Prabowo menguasai seluruh Jawa Barat. Ini digunakan untuk framing mempengaruhi masyarakat," katanya.

Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk mencerna informasi dengan baik. "Masyarakat harus belajar untuk mencerna informasi tentang survei misalnya ya jangan hanya melihat dari satu sumber. Masyarakat harus mulai untuk membandingkan cari lagi data-data survei yang lain sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang utuh tentang bagaimana peta kekuatan capres di Jawa Barat," katanya.

Dilokasi yang sama, Direktur Riset Indo Survey & Strategy Setia Darma mengatakan bahwa seharusnya judul pemberitaan itu bisa diperbaiki. Sebab, kebiasaan orang Indonesia saat ini yang hanya membaca dari judulnya saja lalu dishare.

"Harusnya judulnya yang diperbaiki. Kebiasaan orang Indonesia hanya membaca judulnya saja. Hanya menang di 1 daerah saja lalu di klaim menjadi kemenangan Nasional," jelasnya.

Sebagai informasi, hasil simulasi pencoblosan surat suara Pilpres 2019 yang dilaksanakan salah satu koran lokal di Jawa Barat, sebanyak 61,64 persen warga di 12 kota atau kabupaten Jabar menyoblos duet Prabowo-Sandi. Sedangkan 38,36 persen-nya mencoblos duet Jokowi– KH Ma’ruf Amin. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES