Pendidikan

UINSA Menggelar Seminar Nasional Kemaritiman

Jumat, 15 Februari 2019 - 03:04 | 68.74k
Asri Sawiji, Kaprodi Ilmu Kelautan UINSA mempresentasikan makalahnya pada seminar Poros Maritim di UINSA (14/2/2019) (Foto: Uinsa for TIMES Indonesia)
Asri Sawiji, Kaprodi Ilmu Kelautan UINSA mempresentasikan makalahnya pada seminar Poros Maritim di UINSA (14/2/2019) (Foto: Uinsa for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Asri Sawiji, Kaprodi Ilmu Kelautan UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) mengatakan saat ini masih banyak nelayan mempersepsikan bahwa pemerintah adalah bukan bagian dari masyarakat nelayan.

"Begitu aparat negara hadir di masyarakat, hal itu identik mereka membawa uang dan charity yang sifatnya temporal. Belum terbangun anggapan bahwa pemerintah menjadi bagian integral dari masyarakat," kata Asri saat presentasi di Seminar Nasional Poros Maritim di UINSA, Kamis (14/2/2019).

Oleh karena itu, kata Asri, pendekatan budaya dalam community engagement yang lebih partisipatif perlu dibangun agar terpupuk kolaborasi bersama di semua sektor pembangunan, termasuk kesejahteraan nelayan.

Seminar-UINSA-b.jpg

Hal tersebut jadi salah satu faktor mengapa sering terjadi sebuah kebijakan yang sudah baik yang dirumuskan oleh pemerintah pusat, dalam praktik implementasi di lapangan mengalami problem. 

Sementara Deputi Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu Politik, Hukum, Pertahanan, Keamanan dan HAM Strategis Kantor Staf Presiden RI Jaleswari Pramodhawardani yang turut hadir dalam seminar itu mengatakan tujuan seminar ini untuk mengidentifikasi apakah ada bottlenect pada taraf implementasi kebijakan di lapangan sebagaimana tugas pokok dan fungsi KSP.

“Pemerintah menyadari bahwa tidaklah mudah untuk mengelola laut Indonesia yang sangat luas dengan persoalan yang dinamis baik dalam hal keragaman lingkungan dan budaya di tingkat lokal, prioritas kepentingan nasional hingga respon terhadap perkembangan di tingkat regional maupun internasional,” ujar Jaleswari.

Adapun alasan mengapa seminar nasional ini diselenggarakan di UINSA karena civitas akademika UINSA telah melakukan community engagement di beberapa titik di pesisir pantura Jawa Timur, diantaranya di Pantai Nambangan Kec. Bulak Surabaya. 

“Keberadaan Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Ampel Surabaya ini sangat menunjang praktik pengembangan masyarakat sebagai salah satu unsur Tri Dharma Perguruan Tinggi, selain Pengajaran dan Penelitian. Kita tidak ingin kampus menjadi menara gading, dan karenanya kita mendekat dan bersama masyarakat,” papar Yusuf Amrozi wakil dekan bidang kerjasama dan kemahasiswaan Fak. Saintek UIN Sunan Ampel. 

Sejauh ini Prodi Ilmu kelautan memiliki fokus dampingan dan penelitian di Manyar Gresik, Pantai Nambangan Surabaya, Kawasan Pesisir Probolinggo dan Situbondo. 

“Tahun lalu kami juga menjadi tuan rumah pertemuan nelayan Indonesia yang diinisiasi oleh Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA),” tambah Yusuf.

 “Dalam aspek pembelajaran, mahasiswa ilmu kelautan juga dibekali matakuliah Fiqh Kelautan  untuk membekali landasan dari sisi agama, mengingat salah satu penciri di UINSA adalah bagaimana mengintegrasikan antara nilai-nilai agama serta sains dan teknologi,” pungkas Asri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES