Kopi TIMES

Menjadi Ayah yang Baik

Jumat, 15 Februari 2019 - 00:02 | 53.89k
Prof Dr Rochmat Wahab. (Grafis: Dena/TIMES Indonesia)
Prof Dr Rochmat Wahab. (Grafis: Dena/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Menjadi Ayah yang baik adalah dambaan setiap orang. Menjadi Ayah yang baik itu sangat membahagiakan. Menjadi Ayah yang baik itu mudah diupayakan bagi yang menyadari akan amanah Tuhan.

Menjadi Ayah yang baik itu sulit diwujudkan bagi yang belum memiliki kesiapan dan yang ingin lari dari kenyataan.

Apapun kondisi dan alasannya bahwa Ayah itu menjadi pimpinan dalam suatu keluarga dan wajib bertanggung jawab atas kepemimpinannya. “... warrajulu raa’in ‘alaa ahli baitihi wahuwa mas-uulun ‘an ra’iyyatih..” Namun tidak semua Ayah mampu menjadi Ayah yang baik.

Ada sejumlah sifat yang seharusnya dimiliki Ayah yang baik. Diantaranya, (1) Dia memberikan contoh dan membimbing dalam beragama, (2) Dia memiliki hati yang lembut dan mencintai anak tanpa syarat, (3) Dia mengajari anaknya bagaimana menghargai sesuatu, dan (4) Dia berpikiran terbuka.

Berikutnya, (5) Dia menerima anak yang tidak harus seperti dia, (6) Dia menggunakan waktu berkualitas untuk anaknya, (7) Dia membimbing anak melalui keteladanan, (8) Dia memenuhi hak anak dan selalu mendukungnya, (9) Dia selalu memberi tantangan kepada anaknya.

Selanjutnya, (10) Dia selalu memberikan pelajaran kehidupan kepada anaknya, (11) Dia selalu melindungi anaknya dari berbagai ancaman, termasuk filter info digital dan (12) Dia selalu mengajak anak untuk perbanyak silaturahim.

Idealnya Ayah yang baik bisa mewujudkan ke-12 sifat itu. Namun, setidaknya menjadi parameter bahwa semakin banyak yang bisa diamalkan, maka semakin baik sebagai Ayah bagi anak-anak dan keluarganya.

Selain banyak sifat yang seharusnya dimiliki Ayah yang baik, tidak kalah pentingnya kita perlu meneladani sosok orang tua yang dihadirkan Allah SWT di atas bumi ini dalam sejarah peradaban manusia.

Pertama, Muhammad Rasulullah SAW, menjadi ayah terbaik dan patut diteladani berkenaan kedekatan orangtua dengan anak, di samping ketegasan dan objektivitasnya dalam menegakkan kebenaran (seandainya Fatimah mencuri, maka dia juga dihukum dengan potong tangan).

Kedua, Nabi Ibrahim as menjadi ayah terbaik berkenaan dengan totalitas perjuangan beliau menyelamatkan iman dan loyalitas kepada Allah SWT.

Ketiga, Nabi Ya’qub AS ini menjadi ayah terbaik bukan hanya karena ia memiliki Nabi Yusuf AS sebagai anaknya, melainkan karena sifat kesabarannya dalam mendidik berkenaan dengan pengenalan antara mana yang baik dan buruk kepada puteranya tersebut.

Dalam kehidupan yang semakin kompleks ini Ayah tidak jarang dihadapkan persoalan yang sangat dilematis. Di satu sisi dia harus menjadi tumpuan mencari nafkah yang seharian penuh di kotanya dan kadang-kadang harus meninggalkan rumah untuk seminggu, sebulan, atau lebih lama dari itu. Disisi lain, dia harus menjadi pendidik dan pelindung keluarga setiap harinya.

Kondisi inilah yang menuntut Ayah yang baik untuk terus mengeksplorasi potensi dirinya dan lainnya serta ketersediaan potensi digital untuk bisa dimanaj dan dipantau dengan baik kondisi anaknya.

Sehingga, keluarga dan semua anggota keluarga dapat terjaga dengan sebaik-baiknya. Apapun situasinya, figur dan ketokohan Ayah yang baik tetap dan perlu terus diupayakan dan dirasakan dalam keluarga.

Semoga Allah SWT selalu menjaga kita, sehingga kita bisa wujudkan sebagai Ayah yang baik dan bisa memenuhi tanggung jawab serta kewajibannya secara optimal untuk keutuhan dan keselamatan dunia dan akhirat seluruh isi kekuarga. Amiin. (*)

*) Penulis adalah Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES