Wisata

Menyaksikan Upacara Penitisan Topeng di Kampung Budaya Polowijen

Kamis, 14 Februari 2019 - 23:02 | 39.31k
Ritual tradisi Sesekaran Topeng Malang dan upacara Penitisan Topeng (FOTO: Istimewa)
Ritual tradisi Sesekaran Topeng Malang dan upacara Penitisan Topeng (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, MALANGKampung Budaya Polowijen (KBP) dikenal sebagai salah satu kampung tematik budaya di Kota Malang. Polowijen merupakan basis kesenian dan kebudayaan terutama topeng Malang sebagai ikon Bumi Arema. 

Topeng Malang diciptakan Ki Tjondro Suwono atau dikenal dengan Mbah Reni. Dalam perkembangannya, masyarakat kini bisa melihat topeng Malang dalam pelbagai medium informasi. Diantaranya, melalui pentas seni budaya, suguhan gebyak wayang topeng, prosesi ritual topeng, dan masih banyak lagi.

Nah, yang perlu Anda ketahui, ada satu tradisi terkait dengan topeng yang secara turun-temurun diwariskan pada generasi penerusnya. Ragam tradisi topeng sangat rigid. Antara lain, upacara penitisan topeng, jamasan topeng, ruwatan topeng, gebyak wayang topeng, serta sesekaran topeng. 

“Tradisi dan budaya lama itu kian lama makin hilang salah satu penyebabnya tergerus budaya baru yang instan. Sehingga, kita hanya bisa melihat topeng saat momen pementasan saja," kata penggagas KBP Ki Demang saat ditemui di Polowijen, baru-baru ini.

KBP yang memiliki komitmen untuk mewarisi tradisi dan melestarikan budaya, belum lama ini menggelar ritual tradisi Sesekaran Topeng Malang dan upacara Penitisan Topeng di tiga lokasi yaitu, di KBP, situs Sumur Windu Ken Dedes, dan makam Mbah Reni. Rangkaian acara lain seperti, jamasan, siraman, dan plintengan akan dilaksanakan pekan depan.

Terkait acara Sesekaran, diungkapkan Ki Demang, para penari ke luar rumah lalu berjalan beriringan sambil membawa topeng menuju situs Ken Dedes. 

Sesampai di lokasi, semua penari menari Beskalan Malang sebagai pembuka acara. Acara dilanjutkan dengan ujub dan berdoa di situs Ken Dedes. Selanjutnya, berpindah lokasi menuju makam Mbah Reni untuk nyekar.

“Dilanjutkan dengan selametan kembul Tumpeng Bujono dimana para penari makan bersama untuk mengawali upacara Penitisan Topeng,” ujar Ki Demang.

Tokoh pelestari Topeng Malang Yudhit Perdananto mengatakan, tradisi Sesekaran sudah dilakukan secara turun menurun sejak Mbah Reni, dilanjutkan oleh (alm) Mbah Karimun di Pakisaji, dan Ki Soleh Adipramana di Tumpang. Tentu saja dengan varian yang berbeda.

“Gelaran ritual ini lebih bersifat edukatif kepada para penari bahwa menari topeng itu setidaknya mempelajari karakter dan ketokohannya termasuk bagaimana proses topeng itu dibuat sehingga waktu pementasan membawa aura dan penampilan yang maksimal,” ujar Yudhit yang memimpin prosesi ritual Sesekaran itu.

Guru tari Topeng KBP Indar Cikam mengemukakan, proses sebelum menjadi penari topeng itu ada tahapannya. Jadi, tidak sekadar belajar menari, tetapi mengikuti prosesi upacara penitisan topeng. 

Tahapan-tahapan yang dimaksudkan Indar Cikam dimulai dari topeng dibuat dengan memilih kayu tertentu. Kemudian, saat latihan menari topeng penari belajar berbagai ragam tarian dan karakter topeng. 

“Dan selanjutnya, penari akan mengikuti prosesi jamasan dengan luluran banyu leri dan daun kelor setelah itu siraman banyu jodoh/banyu tempur bertaburkan bunga melati dan mawar,” terang dia. 

Upacara Penitisan Topeng itu sendiri dilakukan dengan menumpuk topeng menjadi gunungan tumpeng topeng dan penari mengambil atau memilih topeng berjalan mundur dengan mata ditutup kain putih. Prosesi ini disebut dengan Plintengan Topeng.

Setelah itu, penari menarikan topeng yang didapatkannya yang kelak akan menjadi ikon dan karakter topeng yang dimainkannya. “Dilanjutkan dengan para penari mengadakan syukuran kembul tumpeng bujono yang dimakan secara berama-sama,” pungkas Ki Demang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES