Peristiwa Nasional

Cak Imin: Sejak 2014, Wapres Selalu dari Mustasyar PBNU

Kamis, 14 Februari 2019 - 15:36 | 37.95k
Ketum PKB Muhaimin Iskandar bersama Cawapres KH Ma'ruf Amin saat hadiri acara Harlah ke-93 NU di Cianjur, Jawa Barat. (FOTO: Monang Sinaga for TIMES Indonesia)
Ketum PKB Muhaimin Iskandar bersama Cawapres KH Ma'ruf Amin saat hadiri acara Harlah ke-93 NU di Cianjur, Jawa Barat. (FOTO: Monang Sinaga for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin, menyebut bahwa sejak Pemilu 2014, wakil presiden terpillih ialah seorang Mustasyar PBNU

Ia meyakini, Jusuf Kalla yang juga Mustasyar PBNU, posisinya akan dilanjutkan oleh KH Ma'ruf Amin, yang kini mendampingi capres petahana, Jokowi di Pilpres 2019.

Selepas jabatannya sebagai Rais Aam, KH Ma'ruf diangkat menjadi Mustasyar serupa Dewan Penasihat organisasi, lantaran maju sebagai calon wakil presiden pada 17 April nanti. 

Menurut dia, kekuatan NU sejak lama karena menganut trilogi konsep yakni ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah insaniah. 

"Mau bukti? Sejak pemilu 2014 wakil presiden selalu dari mustasyar PBNU. Tahun 2014 yang dijadikan wapres adalah mustasyar PB NU Pak Jusuf Kalla atau lebih dikenal Pak JK," ujarnya saat hadiri Harlah ke-93 PBNU, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (14/2/2019).

Dan hari ini Insya Allah hampir pasti Mustasyar PBNU yang akan menjadi wakil presiden adalah Profesor Bapak KH. Ma'ruf Amin," tambah Cak Imim yang juga Wakil Ketua MPR RI tersebut. 

Dalam acara yang juga dihadiri Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amim, pihaknya menegaskan, bahwa Nahdlatul Ulama (NU) adalah pilar pemersatu bangsa Indonesia. 

Ucapan itu bukan lantarannya dirinya sebagai warga Nahdliyin. Tetapi pernyataan itu datang dari kalangan akademisi, pengamat dan diakui di dunia internasional.

"Bahkan ada yang ekstrem, kalau tidak ada NU barang kali Indonesia sudah pecah berantakan ke mana-mana. Inilah bukti bahwa NU telah memberikan pengabdian karya nyatanya bagi perekat pemersatu umat dengan berbagai idiom, tema, rencana yang diawali dengan ghirah keagamaan yang kuat dan kokoh," kata Cak Imin.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES