Peristiwa Nasional

JCC: Presiden Jokowi Harus Bijaksana Menyikapi Ormas Soal Wacana Keagamaan

Kamis, 14 Februari 2019 - 13:11 | 54.45k
Najib Attamimi
Najib Attamimi

TIMESINDONESIA, JAKARTAPresiden Jokowi diharapkan bijaksana menyikapi soal sikap organisasi keagamaan (Ormas) dalam hal wacana yang disampaikan ke publik. Pasalnya, wacana atau ide apapun yang muncul dari petinggi ormas tertentu, diharapkan tidak menuai pro-kontra yang berakibat pada konflik antar kelompok ormas.

Hal itu disampaikan Chairman John Caine Center (JCC), Najib Salim Attamimi, melihat kondisi yang ada di masyarakat. “Saat ini, realitas di masyarakat, mulai ada kelompok yang melakukan intimidasi atau memaksakan diri supaya yang jadi imam masjid atau Khatib Jumat harus dari ormas tertentu,” katanya, kepada TIMES Indonesia, Kamis (14/2/2019).

Presiden Jokowi, sebelum naik panggung di debat Pilpres 2019, bagian kedua, diharapkan mengantisipasi dan menyikapi itu, dengan mengingatkan kepada ormas tertentu untuk tidak memaksakan diri bersikap demikian.

“Selama itu jelas ideologinya, tetap cinta Pancasila dan NKRI, bukan teroris dan tidak melanggar ideologi Pancasila, sah-sah saja menjadi khatib dan imam masjid serta menjadi pemimpin di lembaga keagamaan yang ada di Indonesia,” tegasnya.

Menurut Najib, ormas yang banyak berjasa pada negeri ini adalah Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Dua ormas itu ada dua sosok kharismatik dan sekaligus pahlawan nasional, yakni Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU dan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Keduanya adalah panutan umat dan guru bangsa.

“Meneladani dua sosok itu, saat berjuang untuk kemerdekaan bangsa ini, dilakukan secara baik dan harmonis. Nyaris taka da konflik dan komentar yang saling menyinggung dan menyakitkan apalagi menuai pro-kontra di mata publik,” katanya.

Apa yang disampaikan Ketua Umum PBNU, KH Said Agil Siradj, saat sambutan dalam acara Harlah Muslimat NU di Jakarta, sangat berefek melahirkan sikap negatif di masyarakat. Misalnya, ada kelompok yang melakukan intimidasi atau pemaksaan di masjid-masjid, bahwa khatib atau imam masjid harus di tokoh NU.

“Sikap itu sangat berbahaya dan potensi memecah belah keharmonisan umat. Baik antara NU dan Muhammadiyah sendiri serta dengan kelompok ormas lainnya. Presiden Jokowi, harus bijaksana meredam hal itu,” harapnya.

Selama ini, pemerintah duet Presiden Jokowi- Jusuf Kalla, sudah sangat haromis. Apalagi, sosok Jusuf Kalla adalah tokoh Nahdlatul Ulama dan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI). “Hubungan baik dan harmonis itu harus menjadi teladan semua pihak. Bukan malah sebaliknya, memunculkan wacana yang potensi memecah belah umat,” katanya.

Banyaknya ormas di Indonesia tambah Najib menjadi kekayaan khasanah Indonesia. Selama tidak melanggar atauran dan siap menjalankan ideologi negara sah-sah saja menjalankan aktivitas dakwahnya. “Apalagi aktivitas dahwah keagamaan. Tidak ada masalah dan jangan dipersoalkan. Harapan saya, Presiden Jokowi harus bijaksana menjaga keharmonisan antar ormas di negeri ini,” katanya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES