Ekonomi

WarLA, Inovasi Pemkab Lamongan untuk Majukan IKM

Selasa, 12 Februari 2019 - 17:31 | 272.35k
Salah satu warLA yang terdapat di Desa Rancangkencono, Kecamatan Lamongan. (FOTO: Istimewa)
Salah satu warLA yang terdapat di Desa Rancangkencono, Kecamatan Lamongan. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, LAMONGANWarung LA atau yang biasa disebut warLA menjadi salah satu terobosan dari Pemkab Lamongan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta mendukung perkembangan Industri Kecil Menengah (IKM).

Munculnya terobosan untuk membentuk warLA tersebut pertama kali muncul setelah Bupati Lamongan, Fadeli memutuakan untuk tidak lagi memberikan izin baru untuk toko-toko retail modern, seperti Alfamart dan Indomaret.

"Itu sekitar 2018 awal, setelah diberhentikan, kita kemudian berpikir harus ada pertumbuhan ekonomi untuk per desa itu. Entah dalam bentuk apa, saat itu kita masih belum tahu," kata M. Zamroni, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Selasa (12/2/2019).

Baru setelah terbentuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), kata Zamroni, Ide untuk membentuk warLA tersebut muncul.

"Bumdes itu bisa berbentuk warLA. Tinggal bagaimana desa sekarang menangkap itu, nah desa yang siap menangkap pasti akan mendirikan warLA," ucapnya.

Untuk tahap awal, kata Zamroni, rencananya akan ada 10 unit warLA yang tersebar di sejumlah desa, diantaranya Desa Rancangkencono, Glagah dan Paciran.

"Ini memang bukan pekerjaan ringan, karena butuh komitmen dari desa sama kecamatan," tuturnya.

Meski disebut warung, namun warLA bukanlah tempat nongkrong seperti warung kopi, melainkan warung yang memperjual belikan bahan-bahan pokok layaknya warung klontong.

"Seperti warung klontong yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk bahan pokok dan sebagainya, mulai dari beras, gula, terigu dan lain sebagainya," ujarnya.

Lebih lanjut Zamroni menjelaskan, produk-produk yang dijual di warLA ini tidak hanya produk dari industri skala besar, tapi juga memberikan ruang untuk produk IKM Lamongan.

"Yang bisa kita penuhi dari produk IKM itu antara lain beras, telur, makanan, minuman dan lain sebagainya," ucapnya.

Untum kebutuhan produk dari industri skala besar, nantinya warLA akan disuplai LA grosir (LAgro), dengan harga yang ada di masyarakat.

"Bahkan harga di bawahnya, sehingga bisa dijadikan tempat kulakan toko-toko yang ada di sekitarnya," ujar Zamroni.

Dengan demikian, warLA dan toko-toko yang berada di sekitar bisa menjadi mitra, sehingga tidak menimbulkan persaingan.

"Ini tidak akan mematikan, karena harganya juga sama. Nah warLA akan mendapatkan keuntungan prosentase penjualan, warLA ini nanti sistemnya bagi hasil dengan LAgro," tutur Kepala Disperindag Lamongan ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES