Pendidikan

Dyah Aryani Perwitasari Dikukuhkan Jadi Guru Besar Bidang Farmasi UAD

Sabtu, 09 Februari 2019 - 16:27 | 234.42k
Prof Dr Dyah Aryani Perwitasari M.Si., Ph.D., Apt saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Farmasi (Farmakogenetik & Farmasi Klinik) pada Sidang Senat Terbuka di Kampus Utama UAD Jalan Ring Road Selatan, (9/2/2019). (FOTO: Humas UAD/TIMES Indonesia)
Prof Dr Dyah Aryani Perwitasari M.Si., Ph.D., Apt saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Farmasi (Farmakogenetik & Farmasi Klinik) pada Sidang Senat Terbuka di Kampus Utama UAD Jalan Ring Road Selatan, (9/2/2019). (FOTO: Humas UAD/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAUniversitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta memiliki guru besar baru. Dia adalah Prof Dr Dyah Aryani Perwitasari M.Si., Ph.D., Apt. Dosen Program Studi Farmasi ini dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Farmasi (Farmakogenetik dan Farmasi Klinik) pada Sidang Senat Terbuka di Kampus Utama UAD, Jalan Ring Road Selatan, Sabtu (9/2/2019).

Pada sidang senat tersebut, Dyah menyampaikan pidato pengukuhannya berjudul “Dari Pengobatan Individu Menuju ke Pengobatan yang Tepat Sesuai Kebutuhan Pasien: Kenyataan, Tantangan dan Harapan”.

Universitas-Ahmad-Dahlan-2.jpg

Menurutnya, Farmakogenetika merupakan suatu ilmu yang dapat dipelajari. Pada kenyataanya, individualisasi terapi sangat dibutuhkan dalam praktek profesi seorang apoteker, baik itu di rumah sakit maupun di apotik.

“Industri farmasi pun diharapkan mampu memproduksi obat yang mempunyai karakter individualisasi terapi atau mencantumkan pengaturan dosis berdasarkan individualisasi terapi seperti yang dilakukan pada kemasan warfarin,” kata Dyah dalam pidato ilmiahnya.

Ia menambahkan, pada 2018 jumlah perguruan tinggi farmasi di Indonesia mencapai 200 dan program studi profesi apoteker mencapai angka 40. Hal ini tentu potensi besar untuk mengembangkan penelitian dan menerapkan hasil penelitian individualisasi terapi.

Universitas-Ahmad-Dahlan-3.jpg

“Lulusan apoteker ke depan dari sejumlah perguruan tinggi ini dapat lebih memahami mengenai konsep individualisasi terapi,” harap Dyah.

Sehari-hari, isteri dari Nurudin Araniri ini mengajar di Prodi Farmasi UAD (Universitas Ahmad Dahlan). Ia memiliki dua putera yaitu Melodia Rezadhini dan Ridlo Irfan Addiasar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES