Peristiwa Internasional

Ratusan Ribu Ternak Hilang di Australia Akibat Banjir

Sabtu, 09 Februari 2019 - 08:51 | 74.15k
Ratusan ribu ternak yang lemas karena kekeringan ekstrem dikhawatirkan mati akibat banjir di wilayah utara sampai timur laut Australia. (FOTO: Reuters/Ueslei Marcelino)
Ratusan ribu ternak yang lemas karena kekeringan ekstrem dikhawatirkan mati akibat banjir di wilayah utara sampai timur laut Australia. (FOTO: Reuters/Ueslei Marcelino)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ratusan ribu ternak hilang di wilayah Utara sampai Timur Australia dikhawatirkan mati akibat banjir yang melanda kawasan itu. Banjir disebabkan hujan lebat mengguyur beberapa hari.

Hujan tersebut turun tak lama setelah Australia dilanda gelombang panas. "Kami memperkirakan ratusan ribu ternak hilang," tegas Perdana Menteri Scott Morrison kepada wartawan, di Sydney.

Bagian utara Australia yang tropis biasanya mengalami hujan lebat selama musim penghujan. Namun, curah hujan kali ini sama banyaknya dibandingkan dalam waktu setahun.

"Hal ini merupakan peristiwa yang memilukan bagi penduduk yang dilanda kekeringan selama bertahun-tahun, menyaksikan peternakan mereka berubah menjadi genangan air yang saat ini mengancam mata pencaharian mereka," tambah Morrison.

Pemimpin Queensland, Annastacia Palaszczuk juga menyaksikan "lautan sapi mati" saat dia melakukan kunjungan sehari sebelumnya.

"Melihat sapi-sapi bertebaran di ladang, tidak bergerak, itu membuat anda merasa mual," katanya kepada stasiun televisi nasional ABC.

Berbal-bal jerami dan bahan bakar telah diangkut ke kota-kota dekat zona bencana dan didistribusikan kepada petani agar mereka dapat memenuhi pasokan bagi ternak.

Seorang petani, Rachael Anderson, yang mengelola peternakan sapi Eddington, dekat Kota Julia Creek, mengatakan,  800 dari 1.500 ekor sapi mereka masih belum ditemukan.

"Sapi-sapi itu tidak memiliki tempat tujuan lain. Di dekat peternakan kami terdapat jalur kereta api di mana sepanjang jalurnya terdapat sapi yang mati," kata Anderson seperti ditulis AFP.

"Jika mereka dapat selamat dari banjir, maka mereka akan berada di wilayah dataran tinggi dengan berbagai situasi yang dapat mengancam mereka. Seperti hujan berkecepatan 60 kilometer per jam. Mereka tidak dapat bertahan hidup dalam jangka waktu lama," katanya.

Anderson juga mengatakan, selama beberapa bulan terakhir juga banyak kanguru mati dan burung berjatuhan di tanah.

Negara bagian Queensland adalah tempat dikembangbiakkannya sekitar 25 juta sapi di Australia. Peternak disana mengatakan banjir sekali dalam seabad ini bisa menghancurkan industri mereka.

Peristiwa ratusan ribu ternak hilang ini, kata petani Australia lainnya, William McMillan seperti ditulis ABC, akan merugikan banyak orang. Sebab selain kehilangan ternak, mereka juga kehilangan sharta bendanya sehingga mereka tidak memiliki pendapatan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES