Pendidikan Rumah Kebangsaan

Ahmad Basarah Ingatkan Soal Penggunaan Media Sosial

Selasa, 22 Januari 2019 - 19:55 | 61.41k
Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
FOKUS

Rumah Kebangsaan

TIMESINDONESIA, MALANGMedia sosial termasuk dalam institusi pembentuk karakter generasi muda bangsa. Untuk itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan media sosial harus mendapat perhatian penting. Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah menyebutkan, saat ini ada lima jenis institusi pembentuk karakter generasi muda bangsa, yakni keluarga, sekolah, lingkungan sosial, televisi dan media sosial/gawai (gadget). 

Khusus penggunaan gawai dan media sosial (medsos), kata Basarah, tidak ada lembaga pengawasnya. "Karena semua informasi dan pesan komunikasi pada media tersebut dapat diterima penggunanya tanpa ada filter dari institusi apapun secara efektif," ujar Wasekjen PDI Perjuangan ini, dalam ceramahnya pada seminar pendidikan karakter di Jakarta, di kantor MUI Jakarta, Mei 2018 lalu, seperti dilansir dari gatra.com.

Akhirnya, lanjut dia, tidak sedikit anak-anak bangsa yang dididik dan dibentuk karakternya oleh media sosial. Potensi untuk merusak masa depan generasi bangsa bisa dilakukan melalui medium gawai dan media sosial.

"Lewat gadget (gawai) inilah propaganda ideologi radikalisme dan liberalisme/kapitalisme masuk," kata legislator PDI Perjuangan daerah pemilihan Malang Raya ini.

BACA JUGA:
https://www.timesindonesia.co.id/read/197434/20190121/180957/soal-penggunaan-medsos-ahmad-basarah-peran-ibu-penting-untuk-dampingi-anak/

Dia menggatakan, kondisi riil yang terjadi, porsi waktu yang dihabiskan bersama gawai dan media sosial justru lebih banyak dibandingkan bersama keluarga dan sekolah sebagai institusi pembentuk utama karakter bangsa. 

Kondisi tersebut menjadi tantangan kini. "Bagaimana kita menyelamatkan generasi bangsa dari serbuan nilai-nilai asing yang belum tentu cocok dengan kepribadian bangsa kita melalui kemajuan teknologi informasi tersebut," kata pria yang akrab disapa Baskara ini. 

Menyikapi situasi dan kondisi demikian, termasuk dengan penggunaan media sosial yang minim pengawasan, Ahmad Basarah mendorong masuknya kembali Pancasila sebagai mata pelajaran wajib dan pokok dalam seluruh jenjang pendidikan. "Agar generasi muda bangsa ini punya daya tahan ideologis yang kokoh," tegasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES