Indonesia Positif Ketahanan Informasi Desa

Bekal Purna Tugas, Prajurit Kodim 0818 Malang-Batu Ternak Kelinci

Selasa, 22 Januari 2019 - 16:10 | 338.02k
Kesibukan Serda Hariyadi untuk mengisi waktu setelah selesai kegiatan di wilayah Desa Binaannya di desa Pondok agung. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
Kesibukan Serda Hariyadi untuk mengisi waktu setelah selesai kegiatan di wilayah Desa Binaannya di desa Pondok agung. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Desa

TIMESINDONESIA, MALANG – Koramil 0818/ 03 Kasembon Kodim 0818 Malang-Batu mulai menekuni beterak kelinci. Ia adalah Babinsa Pondok Agung bernama Serda Hariyadi.

Serda Hariyadi mengaku menekuni ternak kelinci untuk mengisi hari-harinya jika telah memasuki purna tugas. Sudah satu tahun usaha ternak kelinci ditekuninya.

"Saya urus kelinci disela-sela tugas. Jika tugas selesai ya saya bertugas untuk kelinci," ucapnya.

Meski baru setahun, usaha tersebut lancar. "Alhamdulillah sudah berjalan lancar dan berkembang, meskipun omzet masih belum memenuhi target," tambahnya.

Kenapa Serda Hariyadi memilih usaha ternak kelinci? Ia mengatakan daging kelinci sebenarnya punya potensi besar. ”Daging kelinci itu sangat sehat, jika diolah dengan cara yang benar maka angka kolesterol yang terkandung di dalamnya hampir tidak ada sama sekali,” terang Hariyadi.

Kodim-Serda-Hariyadi-Babinsa2.jpg

Menuai hasil setelah sabar, teliti menjalani beternak kelinci sebagai bekal di akhir mas Purna Tugasnya di TNI tahun Depan. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)

Dibandingkan jenis ternak lain, pemeliharaan kelinci juga relatif mudah, dan resiko gagal dari beternak kelinci juga cukup kecil. “Kalau ada satu ekor yang mati, masih ada sisanya yang lain,” paparnya lantas tersenyum.

Serda mengisahkan awal ternak kelinci di akhir 2017 silam. Dengan modal sebesar Rp. 600.000 ia beli sepasang indukan kelinci jenis New Zealand. Serda Hariyadi memelihara kelinci jenis New Zealand dan Rex.

Dari hasil indukan tersebut hingga saat ini sudah berkembang menjadi 10 pasang indukan dan 50 ekor kelinci produktif/ siap konsumsi.

Sedangkan untuk pemasaran, Serda Hariadi bekerja sama dengan para peternak di wilayah Kec. Kasembon Kab. Malang.

Kelinci-kelinci tersebut dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan daging kelinci di pasar atau yang biasa disebut dengan daging Karkas. ”Sebagian besar untuk potong, sisanya untuk indukan dan kebutuhan laboratorium untuk penelitian,” terangnya.

Menurut penelitian Salah satu ciri-ciri daging kelinci. Untuk daging yang berwarna putih, ada indikasi bahwa kandungan lemak jenuhnya sangat rendah. Dari tiap gram berat kelinci, protein yang terkandung sebesar 20,8 %, paling tinggi dari sumber protein hewani lainnya. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam kampung 20 % dan daging sapi 16,3 % yang tiap gramnya protein.

Kodim-Serda-Hariyadi-Babinsa3.jpg

Serda Hariyadi Babinsa Pondok agung Koramil 0818/ 03 Kasembon yang telah berhasil beternak Kelinci.  (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)

Kadar lemak yang terkandung dalam daging kelinci juga yang paling rendah, yakni 10,2 %. Sementara kandungan lemak dalam daging ayam mencapai 28 % dan pada daging sapi 22 %. Inilah kenapa daging kelinci adalah sumber protein hewani yang paling sehat dibanding yang lain.

Hariyadi juga mengatakan, pemanfaatan urine kelinci memang belum banyak. Karena khasiatnya memang belum terbukti secara ilmiah, akan tetapi banyak petani mempercayai urine kelinci memiliki manfaat untuk pertumbuhan tanaman dan mengembalikan kesuburan lahan.

Serda Hariyadi mengakui bahwa permintaan urine kelinci sangat tinggi dikarenakan harganya lebih terjangkau, juga lebih ramah lingkungan.

Berdasarkan pengalaman para petani yang mencoba urine kelinci sebagai pupuk hasil panen menjadi meningkat dan menghemat biaya operasional pemupukan tanaman.

“Dengan menggunakan urine kelinci dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan dalam kegiatan usaha tani. Apalagi satu liter urine biasanya dijual Rp. 3.000,” ujar hariyadi di kediamannya.

Kelinci merupakan binatang ternak yang mudah dipelihara dan dirawat sehingga biaya produksi relatif murah. Cukup dengan memanfaatkan pakan dari rumput yang ada di kebun atau sawah.

Bahkan dengan sintrong (jenis rumput), kelinci tersebut mampu menghasilkan urine 25 liter dalam sehari sehingga keuntungan tak hanya diperoleh dari menjual dagingnya saja.

Keberhasilan Serda Hariyadi dalam beternak kelinci tidak serta merta menurunkan kinerjanya sebagai seorang Babinsa yang merupakan ujung tombak dari Satuan Komando Kewilayahan, namun keberhasilan tersebut menjadi suatu cambuk untuk lebih meningkatkan keprofesionalan Serda Hariyadi sebagai seorang Prajurit TNI.

Berkat kegigihannya dalam mengisi waktu luang dengan beternak kelinci Serda Hariyadi dapat memperoleh hasil sedikit demi sedikit dari jerih payahnya selama satu tahun ini, yang kelak dapat digunakan sebagai bekal memasuki Purna tugasnya sebagai prajurit TNI AD di Kodim 0818 Malang-Batu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES