Peristiwa Nasional

PDI Perjuangan Gelar Lomba Desain Bertema Puisi Negeri Tempe Bukan Negeri Keju

Senin, 21 Januari 2019 - 21:09 | 64.42k
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristoyanto saat membacakan puisi berjudul 'Negeri Tempe Bukan Negeri Keju' di Jakarta. (Foto: DPP PDIP for TIMES Indonesia).
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristoyanto saat membacakan puisi berjudul 'Negeri Tempe Bukan Negeri Keju' di Jakarta. (Foto: DPP PDIP for TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, JAKARTAPDI Perjuangan menggelar lomba desain aksesoris berhadiah jalan-jalan ke 10 destinasi wisata baru yang ditetapkan oleh Pemerintahan Jokowi. Uniknya, lomba desain itu wajib berbasis pada sebuah puisi yang berjudul Negeri Tempe, Bulan Negeri Keju.

Pengumuman lomba puisi itu disampaikan langsung Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, saat meluncurkan RedMe Official Store, sebuah toko online menjual atribut resmi partai. Dua orang pemenang akan dihadiahi tiket jalan-jalan ke 10 destinasi wisata baru.

"Kami akan adakan lomba. Karena Pak Jokowi telah menetapkan 10 destinasi wisata, maka hadiahnya tiket berkunjung ke 10 destinasi wisata itu. Kan mantul, mantap betul," ujar Hasto, di Menteng, Jakarta, Senin (21/1/2018).

Kaum muda milenial diharap berperan serta menumpahkan kreativitas di dalam lomba itu. Syaratnya cuma satu. Basis disainnya harus bisa 'menghidupkan' isi sebuah puisi yang dibacakan Hasto. 

Berikut isi puisi yang langsung dibacakannya dengan penuh penghayatan itu.

"Negeri Tempe Bukan Negeri Keju"

~ Inilah negerinya tempe negeri singkong, yang dengannya kita bisa bertahan sebagai bangsa yang sungguh beradab.

Apa yang kau banggakan dari daging dan keju, negeri roti dan susu.

Mereka bangga dengan kentang dan saos, karena mereka harus mencari makan yang tahan lama akibat musim dinginnya yang sungguh tak bersahabat.
Mereka memiluh roti dan keju karena tak bisa memasak nasi dan sayur setiap hari.

Tidak ada ubi dan singkong yang cita rasanya tak kalah lezat. Mereka tidak punya makanan yang begiru beragam, bercitarasa surga. 

Mereka begitu memuja kenikmatan dan kesenangan, karena tidak menemukan kebahagiaan di istana rasa. Tidak menemukan jiwa tentram damai dalam balutan spiritual nikmatnya hidup sederhana, gotong royong, berbagi, bersyukur bersama-sama dalam satu kesatuan.

Sebab mereka tidak mengerti.
Tidak ada orang sakit karena kebanyakan makan tempe. Apalagi kebanyakan makan singkong dan ubi.
Tetapi begitu banyak orang sakit karena kebanyakan makan daging dan keju.

Jadi, apa lagi yang kau banggakan dari mereka sehingga engkau memuja mereka.
Sama saja engkau merendahkan diri kita sendiri.
Mengikuti mereka sama saja kita melepaskan berlian hanya untuk mendapatkan besi.

Tidak begitu anakku. Jadilah diri sendiri untuk menjadi permata negeri.
Karena sesungguhnya kita mempunyai semuanya. Kekayaan lahir dan batin, keseimbangan jiwa dan raga.

Jangan kau hancurkan semua yang sudah ada, jangan kau rusak semua keindahan kehidupan yang telah engkau miliki.
Tugasmu adalah menjaganya. Memeliharanya dan melestarikannya. Bukan merusak apalagi menghancurkannya.

Kekayaan batin adalah kekayaan yang paling hakiki yang kita punya.
Kekayaan yang sungguh tidak ternilai harganya.
Karena kekayaan batin akan melahirkan kebahagiaan bukan kesenangan.
Kekayaan batin akan menuntunmu pada ketentraman, bukan pada kekacauan.

Lihatlah anakku. Kata Bung Karno...
Beda dan sangat berbeda kesenangan dan kebahagiaan itu. Antara keserakahan dan penerimaan dengan rasa syukur.
Dan kamu bisa melihat semua itu hanya dengan rasa tenang batin yang hidup.

Maka anakku... matikanlah ragamu untuk menghidupkan batinmu dengan laku prihatin, agar kau bisa membaca yang tersirat dalam batin, dan bukan hanya yang sekedar tersurat.

Melihat dengan mata dan pikiran kadang kala justru tidak menemukan substansi pokok permasalahan.
Tetapi melihat dengan mata hati akan menemukan kehidupan yang sesungguhnya.

Inilah hidup yang harus selalu kau jaga dan kau syukuri.
Menjaga negeri ini, menjaga semua yang ada, lakukan hal sama ketika engkau melakukan untuk dirimu sendiri.
Mencintai negaramu, lakukanlah dengan cara yang sama ketika engkau mencintai dirimu dan keluargamu.

Karena sesungguhnya kita sama dan bersuadara, kita satu dan bersaudara.
Kita sama-sama hidup di tanah pertiwi. Sama-sama makhluk tuhan, maka sudah selayaknyalah kita selalu bersama untuk sebuah niatan yang baik.
Berjalanlah anakku. Selalu menyertai langkahmu.~

Bagi peserta bisa melihat peraturan lebih lanjut di akun Instagram resmi Kios Redme atau akun DPP PDI Perjuangan. Pemenang akan berkesempatan mengunjungi 10 destinasi wisata yang dipromosikan Presiden Joko Widodo sebagai Bali Baru Indonesia.

Dijelaskan Hasto, 10 destinasi wisata tersebut diantaranya, Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Bromo-Tengger-Semeru di Jawa Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Morotai di Maluku Utara.

Kata dia, kios dengan atribut-atribut PDIP khas anak muda dan lomba yang mereka buat, merupakan salah satu bentuk dukungan Ketua Bidang Ekonomi Kreatif PDI Perjuangan, Muhammad Prananda Prabowo.

"Ini lah gagasan orang muda di dalam hidup berpartai mereka menggembleng dirinya, mereka menampilkan produk-produk yang inovatif, yang membuat partai itu terus berdinamika," tandas Hasto, Sekjen PDI Perjuangan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES