Peristiwa Nasional

Gunung Agung Bali Erupsi Dua Kali, Ini Penjelasan PVMBG

Senin, 21 Januari 2019 - 17:41 | 52.27k
Gunung Agung Bali. (FOTO: Tria Adha/TIMES Indonesia)
Gunung Agung Bali. (FOTO: Tria Adha/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, KARANGASEMGunung Agung Bali di Kabupaten Karangsem, kembali erupsi sebanyak dua kali dalam waktu yang berdekatan pada pukul 16.45 dan pukul 17.00 Wita, Senin (21/1/2019) sore.

Pusat Vulkanoligi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat,saat terjadi erupsi pada pukul 16.45 Wita, terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi +11 menit 52 detik. Kemudian, pada pukul 17.00 terekam 23 mm dan durasi + 1 menit 17 detik.

Devy Kamil Syahbana, kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantuan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG menjelaskan, terjadinya erupsi karena overpressure atau kelebihan tekanan di dalam perut gunung

"Semua erupsi terjadi karena overpressure atau kelebihan tekanan di dalam perut gunung. Tekanan ini bisa bersumber dari material magma yang naik secara masif maupun berupa gas-gas magmatik yang naik sedikit-sedikit untuk kemudian terakumulasi di kedalaman tertentu," ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (21/11/2019) sore.

Menurut Devy, pada kondisi dimana lapisan penutup atau atas tidak mampu menahan tekanan ini, maka erupsi terjadi. 

"Hujan, adalah salah satu faktor eksternal yang bisa mempengaruhi aktivitas Gunung Agung Bali. Faktor eksternal lain yg bisa mempengaruhi aktivitas Gunung Api bisa juga gempa tektonik, efek tidal, dan lain-lain," ujarnya.

"Di Merapi, hujan pernah dilaporkan menyebabkan destabilisasi kubah lava. Air hujan, jika masuk ke dalam sistem vulkanik dan berinteraksi dengan uap magma yg panas, bisa juga memicu terjadinya hembusan bahkan letusan," tambah Denvy.

Devy juga menyampaikan, namun demikian, perlu diingat bahwa bukan hujan yang menyebabkan erupsinya, tapi memang karena ada kelebihan tekanan di dalam tubuh gunungnya. Sehingga erupsi terjadi.

"Hujan hanya menjadi faktor trigger dari luar, hanya jika gunung apinya sedang kelebihan tekanan. Tidak semua gunung api langsung reaktif meletus karena hujan. Sekarang kan musim hujan, kalau memang hanya hujan yang menyebabkan erupsi, kenapa hanya Gunung Agung Bali yang erupsi. Sementara gunung api lainnya tidak," tandas Devy. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES