Glutera News

Pentingnya Melakukan Deteksi Kanker Sejak Dini

Senin, 21 Januari 2019 - 16:07 | 40.17k
Ilustrasi (Foto: Gluteranews)
Ilustrasi (Foto: Gluteranews)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beberapa jenis kanker dapat dideteksi sebelum Anda merasakan gejala apa pun. Kanker adalah penyakit berbahaya yang tidak boleh dianggap remeh, stadium awal penyakit ini seringkali tidak bergejala. Oleh karena itu, deteksi kanker sejak dini adalah pemeriksaan penting agar penyakit ini tidak berkembang menjadi penyakit berat yang berbahaya.

Pemeriksaan awal atau skrining adalah cara untuk mengenali keberadaan penyakit sebelum penderita mengalami gejala-gejala penyakit tersebut. Pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan secara berkala, terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi menderita penyakit kanker tertentu. Meski demikian, tidak semua jenis kanker dapat diperiksa dan dideteksi pada stadium awal.

Beberapa tes hanya diperuntukkan bagi orang-orang dengan risiko genetik khusus. Usia, riwayat penyakit tertentu dalam keluarga, serta riwayat kesehatan Anda sendiri akan menjadi faktor untuk menentukan tes mana yang disarankan diambil.

Berikut ini adalah beberapa jenis kanker beserta tes dan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan.

1. Kanker Payudara

Tes atau tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

- Memeriksa fisik payudara sendiri untuk mendeteksi apakah ada perubahan pada payudara seperti adanya benjolan, perubahan pada puting atau pada kulit payudara. Wanita dewasa dari segala usia disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) minimal sebulan sekali. SADARI dapat membantu Anda mengetahui bagaimana rupa dan penampilan payudara sendiri, sehingga Anda bisa segera tahu jika ada perubahan.

- Mamogram, pemeriksaan Rontgen yang digunakan untuk memperlihatkan penampakan jaringan pada payudara. Jika hasil pemeriksaan mamogram menunjukkan kelainan, pemeriksaan penunjang lain mungkin diperlukan untuk memastikan kanker payudara seperti MRI, USG, atau biopsi.

2. Kanker Serviks
Tes atau tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

- Pap Smear digunakan untuk mencari perubahan sel yang bisa berubah menjadi kanker serviks jika tidak ditangani dengan tepat.

- Tes HPV, tes untuk mendeteksi human papillomavirus yang dapat menyebabkan perubahan sel, terkadang bahkan sebelum sel yang abnormal terlihat atau terbentuk.

- Pada daerah dengan fasilitas yang kurang memadai, pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dapat menjadi pemeriksaan untuk deteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di Puskesmas dan harganya relatif murah.

- Tes skrining kanker serviks memang sangat efektif, namun tidak sepenuhnya akurat. Terkadang, pasien diberi tahu ada sel abnormal padahal normal, atau sebaliknya.

3. Kanker Usus

Tes atau tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

- Pemeriksaan tinja, bisa dengan gFOBT (guaiac-Based Fecal Occult Blood Test, menggunakan bahan kimia guaiac untuk mendeteksi darah di tinja), FIT (Fecal Immunochemical Test, menggunakan antibodi untuk mendeteksi darah di tinja), atau tes FIT-DNA (gabungan FIT dan satu tes yang bisa mendeteksi perubahan DNA dalam tinja). Namun terkadang, bukan kanker yang terdeteksi, melainkan maag atau wasir.

- Tes sigmoidoskopi, di mana tabung pendek, tipis, fleksibel, dan ringan dimasukkan ke dalam rektum hingga sepertiga terakhir dari usus besar. Tapi, prosedur ini kemungkinan tidak dapat mendeteksi kanker yang posisinya lebih tinggi.

- Kolonoskopi, di mana tabung yang lebih panjang, tipis, fleksibel, dan ringan dimasukkan melalui anus untuk memeriksa polip atau kanker di dalam rektum dan seluruh usus. Pasien harus melakukan diet khusus sehari atau dua hari sebelum tes ini dilakukan.

4. Kanker Prostat 

Tes atau tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

- Pemeriksaan rektal atau digital rectal exam (DRE), dokter atau perawat memperkirakan ukuran prostat dan merasakan apakah ada benjolan atau kelainan lainnya dengan jari. Kenyataannya, pemeriksaan ini sering kali tidak bisa mendeteksi kanker, setidaknya pada tahap awal.

- Tes terhadap Prostate Specific Antigen (PSA). PSA adalah protein yang diproduksi oleh jaringan kanker prostat. Tapi hasil PSA yang tinggi tidak selalu disebabkan oleh kanker prostat dan tidak setiap kasus kanker prostat menunjukkan hasil PSA yang tinggi.

5. Kanker Paru-Paru
Tes atau tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

- CT scan dosis rendah, menggunakan radiasi dosis rendah untuk membuat serangkaian area gambar di dalam tubuh yang sangat rinci. CT scan dosis rendah yang dilakukan pada orang yang sehat juga berisiko menyebabkan kanker.

- Rontgen dada, menggunakan sinar- X untuk melihat organ dan tulang di dada.

- Sitologi sputum, sebuah prosedur di mana sampel dahak diperiksa di bawah mikroskop untuk memeriksa sel kanker.

- Tes skrining kanker paru-paru dapat menunjukkan bahwa seseorang menderita kanker paru-paru, padahal sebenarnya Pasien yang mengalami tes skrining kanker paru-paru bisa membuat mereka dirawat di rumah sakit, padahal mungkin perawatan tidak dibutuhkan.

6. Kanker Hati

Tes atau tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

- Pemeriksaan gambar menggunakan USG, CT scan, MRI, angiografi (sinar-X yang memeriksa pembuluh darah), atau pemindaian tulang jika terdapat keluhan nyeri tulang atau dokter mencurigai kanker telah menyebar ke tulang.

- Laparaskopi atau biopsi akan dilakukan jika dokter berpikir Anda menderita kanker hati, tapi hasil pemeriksaan pencitraan tidak meyakinkan.

- Pemeriksaan lab seperti pemeriksaan darah untuk mendeteksi tingkat alfaprotein (AFP); pemeriksaan fungsi hati; penggumpalan darah hepatitis; fungsi ginjal; pemeriksaan darah lengkap; dan tes lainnya.

7. Kanker Darah
Tes atau tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

- Pemeriksaan darah lengkap.

- Aspirasi sumsum tulang dan biopsi, mencari sel kanker dengan mengambil jaringan dari tulang pinggul atau tulang besar lainnya.

- Rontgen dada atau CAT scan dada, bisa menunjukkan pembengkakan kelenjar getah bening atau tanda-tanda leukemia atau infeksi lain di dada.

- Spinal tap, dokter mengambil beberapa cairan serebrospinal (cairan yang mengisi ruang di dalam dan sekitar otak dan saraf tulang belakang) untuk dianalisa di laboratorium.

Deteksi kanker sejak dini sangat disarankan bagi orang yang berisiko tinggi  mengalaminya. Jika diagnosis diketahui sejak awal, maka peluang seseorang untuk bisa sembuh juga lebih besar. Perlu diingat, pemeriksaan dini atau skrining dilakukan untuk menentukan apakah terdapat kanker atau tidak sebelum munculnya gejala. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES