Pendidikan

Ini Khasiat Beras Analog Temuan Siswa Genggong yang Juara 1 di Thailand

Senin, 21 Januari 2019 - 14:34 | 168.07k
Tiga siswi SMAU Genggong,  Kabupaten Probolinggo, yang menjadi juara 1 di Thailand. (foto2) Buah suwek yang kaya kandungan vitamin dan beras analog yang sudah dalam kemasan.(FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia)
Tiga siswi SMAU Genggong, Kabupaten Probolinggo, yang menjadi juara 1 di Thailand. (foto2) Buah suwek yang kaya kandungan vitamin dan beras analog yang sudah dalam kemasan.(FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Tiga siswi dari SMAU (Sekolah Menengah Atas Unggulan) Hafshwati Genggong, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, berhasil mengolah beras analog yang kaya serat dan gizi.  Beras analog bahkan menjadi juara 1 di Tahliland.

Manfaat atau khasiat dari beras analog olahan itu, selain bisa dijadikan makan pokok, juga bisa mencegah penyakit diabetes, bisa mengobati penyakit kanker, dan mampu menurunkan berat badan (diet).

“Dari semua bahan itu mempunyai khasiat dan kandungan yang baik. Karena bahan dari beras analog itu, bahannya dari buah suwek, daun kelor dan olahan yang kita bikin menjadi sagu mempunyai kandungan vitamin dan khasiat sendiri-sendiri,” kata Nanik Nurlaila (16), kelas XIII SMAU salah satu siswi yang memenangkan kejuaran di Tahliland itu, saat ditemui TIMES Indoensia di sekolahnya, Senin (21/1/2019).

Khasiat-Beras-Analog.jpg

Ia mengungkapkan, buah suwek yang bayak di Porobolinggo mempunyai banyak macam kandungan vitamin yang bagus. Namun, untuk bisa dimakan, buah suwek harus melalui beberapa proses cara memasaknya. Yaitu direbus dan direndam di air garam asam, untuk menghilangkan racunnya.

Nanik menjelaskan, buah suwek sangat jarang digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Probolinggo. Padahal buah itu, sangat bagus untuk dikonsumsi. "Ide untuk mengolah beras analog dari siswi sendiri, yang terinspirasi dari buah suwek yang jarang dimanfaatkan," kata Nanik.

Proses pembuatan beras analog, terbilang mudah. Buah suwek dihilangkan racunnya, kemudian dikupas dan diiris. Selanjutnya di jemur hingga kering, kemudian dihaluskan menjadi tepung. 

Begitu juga dengan daun kelor, dijemur dan dihaluskan memakau blender. Demikian sagu, prosesnya sama, semua bahan dijadikan satu menjadi tepung.

Khasiat-Beras-Analog-a.jpg

“Kemudian dioven selama 30 menit, kemudian kita lakukan proses penekan dan pencetakan menjadi beras analog, yang mirip dengan beras biasa. Setelah itu beras kita keringkan, ada yang pakai manual dan pakai mesin,” jelas Nanik.  

“Alahamdulillah, beras analog yang kita olah itu banyak khasiatnya. Dan berhasil menjadi olahan terbaik di kompetisi di Thailand," kata Nanik.

 Sebagai informasi, beras analog karya pelajar SMAU Hafshwati Genggong, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, menang diajang The Second Phatthalung International Science Fair 2019 and PCCST International Science Fair, di Thailand. Kompetisi ini .diikuti 26 tim dari empat negara. Yakni, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Indonesia.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES