Gaya Hidup

Bareng Patrapadi, 51 Perupa Pamerkan Babad Diponegoro di Jogja Gallery

Minggu, 20 Januari 2019 - 18:40 | 105.25k
Sebanyak 51 perupa akan mengikuti pameran Sastra Rupa Gambar Babad Diponegoro di Jogja Gallery pada Jumat, 1 Februari hingga 24 Februari 2019. (FOTO: Panitia For TIMES Indonesia)
Sebanyak 51 perupa akan mengikuti pameran Sastra Rupa Gambar Babad Diponegoro di Jogja Gallery pada Jumat, 1 Februari hingga 24 Februari 2019. (FOTO: Panitia For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sedikitnya 51 perupa di tanah air akan mengikuti pameran Sastra Rupa Gambar Babad Diponegoro di Jogja Gallery pada Jumat, 1 Februari hingga 24 Februari 2019. Rencananya, pameran yang digagas oleh Jogja Gallery dan Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patrapadi) ini dibuka oleh pecinta seni Moetaryanto Poerwoaminoto AO dan sang kurator Dr. Mikke Susanto, MA. & Dr. Sri Margana, M.Phil.

“Lukisan atau gambar yang ada dalam pameran ini dikerjakan dari sebuah naskah penting yang dikerjakan sendiri oleh Diponegoro. Naska itu dikerjakan pada saat diasingkan di Manado, 1831 sampai dengan 1832. Nah, naskah ini disebut sebagai Babad Diponegoro,” kata Humas Pameran Gambar Babad Diponegoro, Humas Daru Artono dalam siaran persnya yang diterima TIMES Indonesia.

Menurut Daru, pameran ini digagas untuk menyosialisasikan Babad Diponegoro. Sebab, babad memiliki berbagai fungsi. Baik sebagai sebuah media yang mudah dicerna oleh banyak orang maupun sebagai sarana untuk bertemu langsung secara visual dengan sang tokoh meskipun melalui imajinasi para pelukis.

Seni rupa yang dipamerkan menyediakan diri sebagai sarana untuk mengingat, mempelajari, mengidentifikasi serta mengimajinasikan segala hal yang terkait dengan Diponegoro. Jadi, dapat dikatakan bahwa pameran ini menyajikan lukisan-lukisan nyata berdasarkan biografi sang pangeran.

“Dalam pameran ini disajikan sejumlah 50 kisah yang diambil dari Babad Diponegoro yang memiliki lebih dari 100 pupuh dalam 1000 halaman. Ke-50 kisah tersebut lalu dimanifeskasikan oleh 51 pelukis kontemporer Indonesia ternama. Artinya. setiap pelukis mendapat 1 kisah,” jelasnya.

Jadi, pameran Babad Diponegoro bertujuan untuk memberi rangsangan pada masyarakat untuk mengingat sosok Diponegoro. Tentu, kenangan itu berdasarkan kisah yang telah ditulisnya sendiri secara berurutan.

“Para pelukis yang terlibat, telah melakukan riset lapangan, mengunjungi lokasi dan berdiskusi dengan pihak-pihak terkait. Selamat menikmati seni rupa pada pameran Babad Diponegoro,” terangnya.

“Terpilihnya Babad Diponegoro sebagai Memory of the World pada 2013 oleh Unesco. Nah, sejumlah kalangan memiliki keinginan untuk menghidupkannya secara terus-menerus. Awalnya, gagasan ini diinisiasi oleh sejumlah individu dan melalui organisasi Patrapadi dan Jogja Gallery,” tambah Daru. (*)

Pemeran-Sastra-Rupa-Diponegoro-4.jpg

Pemeran-Sastra-Rupa-Diponegoro-3.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES