Wisata

Berani Kotor? Yuk Datang ke Festival Rendengan di Desa Pule, Madiun

Jumat, 18 Januari 2019 - 21:05 | 192.22k
ILUSTRASI: Lomba balap lari bawa kendi akan tersaji di Festival Rendengan. (FOTO: Istimewa)
ILUSTRASI: Lomba balap lari bawa kendi akan tersaji di Festival Rendengan. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, MADIUN – Tradisi Kenduri Kendi yang diasa dilakukan masyarakat terdahulu Desa Pule, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun akan dihidupkan kembali oleh para pemuda setempat. Upacara atau ritual yang diyakini sebagai menolak bencana menjelang musim hujan ini akan dikemas menjadi Festival Rendengan.

"Ritual ini tidak memakai tumpengan atau sesaji. Ritual di sini hanya istilah," kata Kepala Desa Pule Anton Setyoko kepada TIMES Indonesia yang sebagai media partner di acara tersebut, Jumat (18/1/2019).

Festival Rendengan yang rencana digelar pada Minggu, 20 Januari 2019 tersebut akan tersaji unik dan tidak seperti ritual-ritual yang dianggap menyimpang agama.

formulir-festival-rendengan.jpg

Jadi para wanita di desa setempat akan berduyun-duyun sambil membawa kendi berisi air menuju ke sawah yang telah selesai dipanen.

Bila dulu kendi dibawa untuk didoakan, sekarang kendi berisi air tersebut akan dipakai untuk balap lari di sawah yang berlumpur.

"Lomba ini khusus perempuan dan anak-anak. Setelah itu akan digelar pula utuk umum atau pengunjung," terang Ketua Panitia Festival Rendengan Mahendra Pireno.

Bagi pecinta fotografi, panitia juga menyuguhkan performing art Klenting Kendi yakni beberapa perempuan cantik menari sambil membawa kendi berisi air.

Kemudian lomba kedua Gereten Debok (tariakan pelepah pisang) berpasangan pria dan wanita bisa muda mudi ataupun suami istri. Mereka akan beradu lari sambil menarik pasangannya memakai pelepah pisang di sawah yang berlumpur.

"Pengunjung juga dipersilahkan ikut dan panitia juga menyediakan kamar mandi. Jangan lupa membawa baju ganti," terang Mahendra.

Akan ada banyak hiburan seru di Festival Rendengan dengan tema basah-basahan lumpur dan siap kotor. Ketiga, ada lomba tangkap bebek dan terakhir perang air.

"Panitia juga menyediakan tropi dan hadiah uang untuk pemenang. Baik untuk masyarakat maupun pengunjung yang ikut," ungkapnya.

Kepala Desa Pule Anton Setyoko menambahkan, dari Festival Rendengan ini diharapkan menjadi daya tarik wisatawan dan menjadi ikon desa yang klaim sebagai Kampung Wisata Ceria Pule. Pun, desa dengan jumlah penduduk 800 orang ini juga memiliki mini waterpark yang bersumber dari Anggaran Dana Desa (ADD) yang diberdayakan oleh masyakat dan BUMDes. "Kegiatan ini untuk merangsang kelompok sadar wisata (pokdarwis) desa. Ke depan diharapkan ini mampu memberikan stimulan atau kreatifitas pemuda untuk berkelanjutan," imbuhnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Madiun

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES