Ekonomi

Pertamina Kembangkan BBM Berbasis Sawit Ini Alasannya

Jumat, 18 Januari 2019 - 14:26 | 24.67k
Menteri ESDM, Ignasius Jonan. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Menteri ESDM, Ignasius Jonan. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTAPertamina saat ini sedang mengembangkan Bahan Bakar Minyak (BBM berbasis sawit) yang ramah lingkungan.

"Jika pertumbuhan ekonomi bangsa kita 5% saja per tahun dan tidak memulai dengan membuat bahan bakar yang ramah lingkungan, maka 25 tahun lagi polusinya akan sangat buruk," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, di Kompleks Kilang Plaju, Palembang, Kamis (17/1/2019).

Dikatakan, bila makin lama polusinya makin buruk, maka tingkat kesehatan masyarakatnya juga makin terganggu dan akibatnya harapan hidup makin menurun.

Menghasilkan bahan bakar yang ramah terhadap lingkungan, menurut Ignasius Jonan, sudah menjadi kewajiban sebagai warga dunia dan tanggung jawab sebagai anak bangsa.

Jonan berharap selain bisa menghasilkan BBM yang ramah lingkungan, juga 100% menggunakan bahan baku renewable energy. "Masyarakat berharap minyak diesel yang dihasilkan Pertamina di kemudian hari, itu akan berasal dari renewable energy sehingga tingkat polusi yang dihasilkan itu akan rendah. Akan makin sangat berkurang karena tidak bisa jika tidak ada sama sekali polusinya," tuturnya.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menambahkan, Pengembangan BBM tersebut dilakukan selain blending FAME juga co-processing dan hydrorefining.

"Co-processing dan hydrorefining tersebut akan menghasilkan energi yang lebih bersih jika dibandingnkan dengan FAME yang hari ini kita hasilkan. Opsi-opsi pengembangan energi bersih melalui proses hydrorefining tersebut merupakan sepenuhnya hasil karya anak bangsa hasil kerjasama dengan LAPI-ITB dengan nama katalisnya, katalis Merah-Putih," ujar Nicke.

Nicke menambahkan, pengembangan bahan bakar ramah lingkungan ini secara bertahap sedang dikerjakan di beberapa kilang Pertamina dan diharapkan sebelum tahun 2023 sudah bisa diimplementasikan di empat kilang milik Pertamina yang memiliki Residual Fuel Catalytic Cracking (RFCC) yang pada saatnya nanti akan menghasilkan green diesel, green avtur dan green fuel.

Pengembangan BBM berbasis sawit yang sedang dilakukan Pertamina ini selain lebih ramah lingkungan dan sedikit menghasilkan polusi tentunya, juga akan bisa meningkatkan nilai tambah dari sawit itu sendiri dan mengurangi impor minyak mentah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES