Peristiwa Debat Pilpres 2019

[CEK FAKTA] Kata Sandi Ada Persekusi Nelayan Karena Tanam Mangrove

Jumat, 18 Januari 2019 - 08:15 | 68.31k
Pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno menyampaikan visi misi saat debat pertama Pilpres 2019. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno menyampaikan visi misi saat debat pertama Pilpres 2019. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Saat keliling ke 1000 titik, Sandiaga Uno menjumpai Najibullah, seorang nelayan di pantai Pasir Putih, Cilamaya di karawang, Jawa Barat yang mengambil pasir untuk menanam bakau untuk hutan mangrove tapi  dikriminalisasi, dipersekusi.

"Banyak persekusi dan kriminalisasi ini tidak terpantau, dan hanya yang besar-besar saja yang naik, sementara yang langsung berdampak pada orang kecil,  wong cilik, tidak ditangani dengan baik," kata Calon Wakil Presiden no urut 02, Sandiaga Uno dalam Debat pertama Pilpres 2019, Kamis (17/1/2019) saat menjalani sesi penyampaian visi misinya tentang Hukum, HAM, Korupsi Dan Terorisme.

CEK FAKTA :

Dalam sebuah pertemuan dengan para nelayan dan masyarakat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir Putih, Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, Cawapres no urut 02, Sandiaga Uno mendapat laporan warga, bahwa selama tiga tahun belum pernah ada bantuan dari pemerintah baik permodalan maupun alat menangkap ikan.

Selain itu seorang nelayan bernama Najibullah, seperti dilansir Tribune.News menginginkan daerahnya juga ingin menjadi destinasi wisata. Tujuannya agar dapat menjadi sumber pendapatan pengganti untuk masyarakat nelayan di Cilamaya.

Untuk itu, nelayan berinisiasi sendiri menanam pohon bakau, membuat sabuk pantai atau hutan mangrove di pesisir pantai agar tercipta lingkungan yang asri sekaligus menjadi benteng alam menghindari abrasi.

“Ini hutan mangrove. Masyarakat cari sendiri, beli sendiri, menanam sendiri. Tidak ada bantuan sama sekali sejak tiga tahun lalu pak. Sekarang ada aturan baru, dilarang menanam sampai ke tengah. Bagaimana solusinya pak,” papar Najib.

Poskota News juga menulis ada 938 KK di sana yang terancam abrasi, pengikisan tanah oleh ombak.

Menyikapi itu hal itu, kelompok nelayan tersebut kemudian memanfaatkan 20 hektare lahan dengan melakukan penanaman 90.000 pohon mangrove.

Ketua Kelompok Petani, Sahari (50) mengatakan, masalah 938 KK yang terancam terusir karena abrasi, saat ini kondisinya perlahan mulai teratasi dengan gerakan penanaman ribuan pohon mangrove.

Selain menyelesaikan permasalahan abrasi, hutan mangrove tersebut juga bisa menjadi ekowisata terintegrasi dengan potensi terumbu karang di laut Karawang.

Sahari juga meyakini dalam waktu dekat Karawang akan memiliki destinasi eko wisata mangrove baru di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang.

“Kami sangat senang, kami yakin desa kami akan maju. Untuk mencapainya, kami tidak berjalan sendiri, terdapat keterlibatan perusahaan migas PHE ONWJ dan Dinas Kelautan dan Perikanan sehingga kami optimis dusun kami bisa maju dan memperkaya tujuan wisata Karawang,” kata Sahari, Kamis (05/12/2018).

Kesimpulan :

Memang, seperti dikatakan Sandiaga Uno, nelayan Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang berinisiasi sendiri dalam membuat hutan mangrove untuk membuat sabuk pantai sekaligus menahan abrasi dan menciptakan destinasi wisata. Namun ada sentuhan pemerintah dalam memberdayakan mereka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES