Gaya Hidup

Bahaya Penggunaan Baby Walker yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

Kamis, 17 Januari 2019 - 08:28 | 173.02k
ILUSTRASI: (FOTO: Parentalk)
ILUSTRASI: (FOTO: Parentalk)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Baby walker banyak menjadi pilihan orang tua untuk membantu anak belajar berjalan. Namun tahukah Anda jika penggunaan baby walker ini justru bisa menghambat kemampuan anak berjalan secara mandiri?

Meski masih banyak digunakan, sebenarnya penggunaan baby walker ini sudah tidak disarankan. Bahkan, di beberapa negara baby walker dilarang penggunaannya.  

Dilansir dari Tabloid Bintang, baby walker dapat menghambat kemampuan anak berjalan secara mandiri. Selain itu, penggunaan baby walker juga rentan mendorong anak bergantung pada perlengkapan ini tanpa belajar kemampuan mengendalikan aspek motorik mereka.

“Jika melihat cara bayi berjalan dengan baby walker, kaki mereka tergantung dan mereka berjalan dengan ujung jari-jari kaki. Ini bukan pola gerakan ideal untuk berjalan,” ujar pakar kinesiologi (ilmu tentang gerakan otot dan sendi tubuh) dari pusat kebugaran Aileron Wellness, Poh Ying Bin.

Ying Bin juga mengatakan, seiring berjalannya waktu, kebiasaan menggunakan baby walker ini juga akan menyebabkan tulang, sendi, dan otot anak berkembang di bawah garis ideal, yang akhirnya memengaruhi postur mereka ketika dewasa.

Selain mempengaruhi perkembangan anak, alasan lain tidak dianjurknanya penggunaan baby walker adalah tingginya angka kecelakaan pada bayi saat menggunakan alat ini.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics periode 1990-2014 terdapat lebih dari 230 ribu anak di bawah 15 bulan di Amerika, menjalani perawatan gawat darurut akibat penggunaan perlengkapan ini. Mulai dari kecelakaan ringan seperti tangan tersangkut, memegang atau menarik barang berbahaya sampai jatuh dari walker. Meski berbagai pencegahan telah dilakukan seperti memilih walker yang statis atau yang memiliki rem, angka kecelakaan ini tetap tinggi.

Di tahun 2014 saja, ada sekitar 2 ribu anak di Amerika yang menjadi korban kecelakaan. Salah satu penyebabnya, para orang tua yang lalai karena merasa anak terlindungi di dalam walker sehingga tak selalu mengawasi anak.

Tidak memerlukan penggunaan baby walker, Ying Bin mengungkapkan anak cukup belajar berjalan dengan berpegangan pada perabotan yang ada di rumah, seperti sofa, meja, atau lemari yang kokoh. Sebenarnya, bayi yang sehat tidak membutuhkan banyak bantuan untuk menolong anak belajar berjalan. Yang mereka butuhkan hanya kesempatan untuk mengeksplorasi gerakan dan mengembangkannya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES