Politik

Lieus Sungkharisma Minta Kasus Pelanggaran HAM Selesai sebelum Pilpres

Rabu, 16 Januari 2019 - 00:02 | 45.69k
Ketua Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi Lieus Sungkharisma. (FOTO: Istimewa)
Ketua Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi Lieus Sungkharisma. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Pelaksana Harian Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi, Lieus Sungkharisma meminta kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan kriminalisasi terhadap tokoh pergerakan, aktivis, hingga tokoh agama bisa diselesaikan sebelum Pilpres 2019. Sehingga rakyat dapat mengikuti pesta demokrasi lima tahunan itu dengan riang gembira. 

"Supaya kita menghadapi Pilpres ini dengan rasa gembira seperti tagline kita (Capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno) 'Indonesia Menang', Jadi yang menang dan semua happy,  jangan ngomong sedikit diperiksa," ujar Lieus saat diskusi dengan tema 'Kaukus Korban Hak Asasi Manusia dan Kriminalisasi Rezim Jokowi' yang digelar di kawasan Cikini,  Jakarta Pusat,  Selasa (15/1/2019). 

Lieus menambahkan, jika kasus dugaan pelanggaran HAM dan Kriminalisasi rezim Jokowi tidak diselesaikan dalam waktu dekat, pihaknya akan mendukung segala upaya dari JAKI/IHAN yang mendesak negara untuk mengeluarkan Amnesti Nasional kepada korban atau terduga kasus pelanggaran HAM.

"Kami mendukung teman-teman yang mendesak Negara untuk mengeluarkan Amnesti Nasional dan membebaskan semua tahanan korban Hak Azasi Manusia dan Kriminalisasi oleh Rezim Jokowi tanpa syarat," ungkapnya.

"Jika negara tidak melakukan, maka kami sepakat akan segera menindak lanjuti Hasil Kaukus yang berada di dalam Piagam Cikini 2019 ini untuk dilaporkan ke Lembaga-Lembaga Internasional," tambahnya.

Untuk itu, Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) ini mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama ikut memperjuangkan nasib orang-orang yang diduga menjadi korban HAM rezim Jokowi.

"Kita malu kalau kita diam saja, kita malu. Ini hak kita sebagai warga negara. Kita harus kompak, jangan biarkan mereka sendirian. Sekarang kita harus bersama-sama memperjuangkan. Sampai ke luar negeri gak apa-apa kalau memang rezim ini gak benar," ucap Lieus.

Apalagi, tambah Lieus, akibat dari pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan kriminalisasi terhadap tokoh pergerakan, aktivis, hingga tokoh agama dan ketidakjelasan proses hukum yang terjadi saat ini, membuat rakyat kian lantang untuk meneriakkan '2019 Ganti Presiden.'

"Saya lihat sekarang beda, rakyat sudah berani bersuara lantang '2019 Ganti Presiden.' Mereka sangat marah dengan rezim ini, dimana-mana, kemarin saya ke Solo, dari mak-mak, anak muda,  bahkan ada anak kecil yang foto salam dua jari,  ini luar biasa, kebangkitan people power," jelas Lieus Sungkharisma. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES