Ekonomi

Nur Iffah Hannani, Putri Kiai yang Menjadi Tulang Punggung Keluarga

Selasa, 15 Januari 2019 - 14:21 | 349.39k
Nur Iffah Hannani, perempuan yang tak pernah lelah untuk bekerja.(FOTO: Dicko/TIMES Indonesia)
Nur Iffah Hannani, perempuan yang tak pernah lelah untuk bekerja.(FOTO: Dicko/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGONur Iffah Hannani (39) seorang putri kiai di Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mempunyai peran mulia dalam kehidupannya yakni menjadi tulang punggung keluarga.

Perempuan kelahiran Probolinggo 1979 yang akrab disapa Eva ini mengaku tak kenal lelah untuk berkerja untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya yang hanya tinggal bersama dua putranya, dan sang abah KH Imam Qusyairi Zain serta uminya Hj Siti Roziqoh.

Nur-Iffah-Hannanid2a9d488f51cf41e.jpg

"Saya memang ingin menjadi tulang punggung keluarga saya, meski saya hidup tanpa seorang suami. Saya harus giat bekerja, untuk membahagiakan orang tua, karena itu adalah peran mulia. Orang tua saya sudah waktunya menikmati hidup santai, ini merupakan pengabdian saya terhadap orang tua,” kata perempuan yang mulai terjun ke dunia politik ini.

Sejak setahun terakhir ini dirinya mencoba membuat kerajinan besek (rantang ikan). Untuk itu ia memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahnya. Menurutnya, usaha tersebut saat ini telah berjalan lancar hingga produknya bisa dikirim ke sejumlah daerah di Jawa Timur.

"Alhamdulillah, kerajinan membuat rantang ikan yang memperkerjakan puluhan ibu rumah tangga ini, usahaku kian maju, sudah banyak pemesanan dari sejumlah sentra ikan di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah, salah satunya Tuban, Brondong, Lamongan, Lasem, dan Jepara," tutur Eva yang juga Wakil Ketua Umum organisasi Perempuan Bangsa DPC PKB Kabupaten Probolinggo.

Dirinya yang juga wakil bendahara Barak Bangsa DPD Jatim mengungkapkan kehidupan yang ia alami saat ini tak lagi sama. Ada prioritas baru yang harus diutamakan yaitu keluarga. Ibu rumah tangga dan ibu bekerja tentu memiliki peran yang sama-sama mulia. Di situ ada kebanggaan tersendiri yang akan dirasakan ketika wanita tetap bekerja dan punya penghasilan sendiri.

"Dengan bekerja keras meski seorang perempuan, membuat kita akan belajar banyak hal baru setiap hari. Skill dan pengetahuan, kita bakal bertambah, selain itu kita jadi pribadi yang lebih multitasking.Kita bisa menjalankan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga sekaligus ibu yang bekerja," papar Eva yang saat ini mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kabupaten Probolinggo dari PKB ini.

"Abah saya seorang Kiai, tapi meski begitu, bagi saya harus tetap memiliki sebuah ambisi untuk bekerja, karena itu bagi saya adalah peran yang sangat mulia, terhadap kedua orang tua. Dan ini ingin saya diterapkan kepada semua lapisan masyarakat, salah satunya memperluas lapangan pekerjaan untuk kaum ibu-ibu, semoga saja nanti terkabulkan," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES