Peristiwa Daerah

Satu Juta Bibit Pohon Ditanam di Bali, 70 Persen Pohon Sengon

Jumat, 11 Januari 2019 - 13:15 | 172.93k
Ade Supriatna, Pengendali Ekosistem Hutan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Unda Anyar, KLHK, Jumat (11/1/2019). (FOTO Khadafi/TIMES Indonesia).
Ade Supriatna, Pengendali Ekosistem Hutan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Unda Anyar, KLHK, Jumat (11/1/2019). (FOTO Khadafi/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, DENPASAR – Sepanjang tahun 2018 Hutan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Unda Anyar, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyediakan 10.250 ribu bibit pohon untuk ditanam di seluruh Bali.

Dari bibit pohon yang disediakan oleh KLHK, ada 26 jenis bibit untuk ditanam oleh masyarakat, intansi serta Desa Adat. 

Ade Supriatna, Pengendali Ekosistem Hutan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Unda Anyar, KLHK, menyampaikan, di sepanjang tahun 2018 sudah satu juta bibit pohon yang sudah diberikan kepada masyarakat, instansi dan Desa Adat yang memerlukan.

"Khusus Bali, kita sudah sampai satu juta batang di tahun 2018. Sekarang kita tinggal 250 ribu (Sisanya)," ucapnya, saat ditemui, di Kuta, Badung, Bali, Jumat (11/1/2019).

Supriatna menjelaskan, dalam satu tahun, KLHK menargetkan 10,250 ribu bibit pohon yang disediakan bagi masyarakat atau Desa untuk ditanam. Kemudian, untuk kedepannya Hutan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Unda Anyar, KLHK, akan membuat bibit lagi di tahun 2019 sesuai kebutuhan masyarakat Bali dengan jumlah yang sama. 

"Kita tergantung kebutuhan masyarakat. Di tahun 2018 kita sudah melakukan inventarisasi apa sih yang dibutuhkan masyarakat untuk tahun depan. Dalam satu tahun kita sampai (Buat) 26 jenis bibit pohon," imbuh Ade Supriatna.

Dari satu juta bibit pohon, sudah tersebar di seluruh Kabupaten di Bali. Namun dari 26 jenis pohon yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah Pohon Sengon. 

"Kalau di Bali paling banyak diambil adalah kayu sengon, sampai sekitar 70 persen atau 700 ribu batang. Itu di tahun 2018, semua kabupaten kebanyakan ngambil dan yang paling banyak Kabupaten Jembrana, sekitar 300 ribu pohon sengon," jelas Ade Supriatna. 

Menurut Ade Supriatna, kebutuhan kayu di masyarakat sangat banyak. Karena untuk membuat bangunan, bahan packing, kerajinan atau lainya. Selain itu, banyaknya diminati kayu sengon karena pertumubuhannya cepat dengan waktu 5 sampai 6 tahun bisa di panen.

"Lima tahun mereka sudah tebang dan berarti mereka membutuh lagi untuk menanam kembali. Kemudian mengambil dari kita, kalau pohon seperti Mahoni itu 15 tahun baru bisa di panen," ujarnya.

"Setidaknya ada pemasukan buat mereka tapi tidak merusak. Karena menanam lagi," tambahnya.

Ade Supriatna menambahkan, untuk masyarakat yang membutuhkan bibit pohon, silahkan datang dan membawa surat permohonan untuk bibit pohon dan itu semuanya gratis tanpa dipungut biyaya.

"Kalau masyarakat punya lahan satu hektar boleh ngambil 1000 bibit pohon, jadi jarak tanamnya 3x3. Tapi beda lagi kalau masyarakat di desa mau menanam di pinggir jalan itu kita lihat tanaman apa yang cocok," paparnya.

Ade Supriatna juga menjelaskan, untuk menjaga lingkungan biasanya tidak hanya memberikan pohon-pohon sengon kepada masyaraka untuk ditanam. Tetapi juga memberikan pohon-pohon yang berbuah agar tidak ditebang.

"Kita selang-seling memberikan pohon pada masyarakat tidak hanya kayu sengon. Untuk 30 persennya kita berikan tanaman buah-buahan agar tidak ditebang," ujarnya.

Selain tujuannya untuk Pulau Bali hijau lagi. Karena sudah banyak degradasi krisis tanaman."Sehingga air bisa ada lagi, musim kemarau tidak kering lagi, musim hujan tidak banjir lagi," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES