Pakai Batik, Bupati Probolinggo Jadi Model Dadakan di Bromo 

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari, rela menjadi model dadakan di Bromo. Demi mempromosikan batik lokal, asal Kabupaten Probolinggo. Momen langka tersebut, terjadi sesaat setelah peresmian Puncak Seruni, di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Mulanya, peragaan batik Prabu Linggih, asal Desa Bulujaran, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo itu, diperagakan oleh Kakang Ayu setempat.

Serta beberapa model profesional. Namun belakangan, Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari tertarik untuk berlenggak lenggok dengan batik khas Kabupaten Probolinggo itu.

“Sudah ya, begini saja, jangan banyak – banyak,” kata Tantri, seraya berpose menunjukkan batik asal Tegalsiwalan itu, Selasa (18/12/2018).

Saat bupati berlenggak lenggok bak model di atas catwalk, langsung mengundang minat undangan yang hadir. Untuk mengabadikan dengan kamera handphone, maupun kamera profesional.

Kepada TIMES Indonesia, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Probolinggo, Sidik Widjanarko mengatakan, upaya pemerintah dalam mengenalkan batik lokal memang sangat gencar. Hal itu untuk mendorong perajin batik lokal, agar bisa bersaing dengan batik asal daerah lain.

Sebab, di Kabupaten Probolinggo sendiri sesungguhnya sangat kaya akan potensi batik. “Karena itulah, disetiap ada kesempatan, kami berupaya mengenalkan batik lokal,” kata Sidik.

Sejauh ini, berkat upaya pemerintah itu, ada perkembangan signifikan, industri batik di Kabupaten Probolinggo. Semula, hanya ada empat perajin batik lokal.

Kini, sudah berkembang menjadi 34 perajin batik. Bupati Probolinggo pun, tak segan mengenalkan potensi lokal itu di setiap acara. Termasuk menjadi model dadakan di Bromo, usai peresmian Puncak Seruni, di Kecamatan Sukapura. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement