Wisata

Akhir Tahun, Hotel dan Homestay Bromo Mulai Penuh

Selasa, 18 Desember 2018 - 17:22 | 39.41k
Pesona Bromo masih menjadi primadona, di kalangan wisatawan, lokal maupun mancanegara. (FOTO: Happy L. Tuansyah/TIMES Indonesia)
Pesona Bromo masih menjadi primadona, di kalangan wisatawan, lokal maupun mancanegara. (FOTO: Happy L. Tuansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Dua pekan jelang momen Natal dan Tahun Baru 2019, okupansi hotel dan homestay di kawasan Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, naik. Puncak kenaikan, dimulai sejak 20 Desember 2018 mendatang.

Kepastian kenaikan itu, dibenarkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Digdoyo Djamaludin. Kepada TIMES Indonesia, lelaki yang akrab disapa Yoyok itu menyebut, kenaikan pengunjung itu bisa dilihat dari jumlah pesanan kamar.

Menurut Yoyok, di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, ada 14 hotel dengan sekitar 528 kamar. Ditambah dengan sekitar 171 homestay. “Sejauh ini, sudah terisi sekitar 78 persen. Jumlah tersebut, akan terus naik sampai pergantian tahun,” katanya, Selasa (18/12/2018).

Hingga saat ini, masih belum ada hotel atau homestay yang menolak pesanan tamu. Namun dipastikan Yoyok, untuk tanggal 31 Desember hingga 1 Januari 2019, sudah ada beberapa hotel dan homestay yang menolak pesanan tamu. Karena kamar sudah penuh pada pergantian tahun itu.

Pergantian tahun kali ini, dinilai menurun. Jika dibandingkan dengan pergantian tahun lalu. Karena tahun lalu, even pergantian tahun masih sangat jarang, di wilayah lain ataupun lokasi wisata lain. Sehingga pengunjung bromo membludak.

“Kalau tahun ini, agak sepi. Walaupun sudah banyak hotel yang menggelar gala dinner maupun even mandiri di pergantian tahun, untuk menarik pengunjung,” jelas pemilik Hotel Yoschi itu.

Sebagai informasi, di kawasan Bromo, tarif satu kamar homestay biasanya berkisar antara Rp 250 - 500 ribu, permalam. Namun memasuki high season seperti momen pergantian akhir tahun, bisa naik menjadi dua kali lipat. Sedangkan untuk tarif hotel, berkisar antara Rp 500 hingga 7 juta. Memasuki high season, juga naik menjadi dua kali lipat.

Kendati mengalami penurunan dari tahun kemarin, para pelaku wisata di Bromo optimis, okupansi hotel dan homestay tetap tinggi. Mengingat pesona Bromo yang sudah terkenal hingga taraf internasional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES